Dua Varietas Kedelai Racikan Batan Perlu Dipertimbangkan Kementan

Rabu, 13/01/2021 13:02 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (Pair) Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menghasilkan 2 varietas kedelai unggul yang diberi nama Sugentan 1 dan Sugentan 2.

Sugentan kependekan dari Super Genjah Batan adalah varietas kedelai hasil perbaikan dari varietas Argomulyo, yang diharapkan mampu menjadi salah satu upaya mengatasi kelangkaan kedelai di Indonesia.

Kepala Batan, Anhar Riza Antariksawan mengatakan, kurangnya pasokan kedelai akan memicu pada naiknya harga kedelai di pasaran sehingga berdampak pada produksi makanan berbahan baku kedelai.

"Kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang sangat dibutuhkan sebagian besar masyarakat Indonesia, apalagi kedelai terkait erat dengan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat, yaitu tempe, tahu, dan kecap," ujarnya Anhar dalam keterangannya diterima jurnas.com, Rabu (13/1).

Menurut dia, kelangkaan kedelai ini menjadi hal yang serius dan perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin. Terlebih lagi diketahui bahwa kenaikan harga kedelai di Indonesia dikarenakan naiknya harga kedelai impor, sedangkan kebutuhan kedelai nasional saat ini, sebagian besar dipenuhi melalui impor.

"Sebagai lembaga penelitian, Batan melihat hal ini juga sebagai momentum kembali menguatkan program swasembada kedelai secara nasional. Permasalahan ketersediaan benih unggul, lahan, dan harga kedelai perlu dicarikan solusi oleh semua kementerian dan lembaga yang terkait," tambahnya.

Sebagai bentuk kontribusi dalam upaya meningkatkan produksi kedelai nasional, Anhar menegaskan, Batan telah berkontribusi dalam penyediaan benih unggul kedelai.

Hingga saat ini Batan telah menghasilkan 14 varietas unggul benih kedelai yang sebagian besar telah diperkenalkan kepada para petani melalui program pendayagunaan hasil litbang iptek nuklir yang bekerja sama dengan pemerintah daerah dan perguruan tinggi.

"Varietas unggul kedelai Batan dihasilkan melalui sebuah proses memanfaatkan radiasi gamma. Pengembangan produksi varietas unggul baik padi dan kedelai menjadi salah satu program prioritas Batan," jelasnya.

Anhar berharap varietas benih unggul kedelai hasil mutasi radiasi gamma yang dihasilkan Batan dapat dijadikan varietas yang dimanfaatkan secara nasional.

Namun demikian, lanjut Anhar persoalan peningkatan produksi kedelai tidak hanya ditentukan oleh jenis varietasnya saja, tetapi dipengaruhi oleh faktor lain seperti teknik budi daya, ketersediaan lahan, dan harga kedelai di tingkat petani.

"Terkait ketersediaan lahan dan harga kedelai di tingkat petani, bukan
merupakan kewenangan Batan. Saya berharap ada kebijakan kementerian teknis terkait dan pemerintah daerah yang dapat membantu petani menanam kedelai agar produktivitas kedelai secara nasional benar-benar bisa meningkat," harapnya.

Deputi Pendayagunaan Teknologi Nuklir, Totti Tjiptosumirat mengatakan, terkait upaya pemerintah meningkatkan produksi kedelai nasional, Batan turut berkontribusi dalam penyediaan benih unggul kedelai hingga mencapai 5 ton.

Pada 2020, Kementerian Pertanian menargetkan peningkatan produksi kedelai 7% yakni dari 358.627 ton pada tahun 2019 menjadi 383.371 ton pada 2020. Untuk mencapai hal ini, pemerintah membuat program 300.000 ha di 21 provinsi ditanami kedelai.

"Benih kedelai saat itu yang tersedia adalah varietas Anjasmoro, Grobogan, dan Mutiara 1. Benih FS Mutiara 1 yang disiapkan Batab pada akhir 2018 lebih kurang 5 ton," kata Totti.

Melihat kondisi ketersediaan pasokan kedelai nasional yang belum mencukupi, lanjut Totti, prospek penelitian dan pengembangan varietas kedelai di Batan sangat baik. Terlebih lagi Lembaga Tenaga Atom Internasional/International Atomic Energy Agency (IAEA) memberikan dukungan penuh kepada Indonesia melalui program
kerja sama teknik.

"Keseriusan Batan dalam melakukan penelitian kedelai ini dibuktikan dengan melepas 4 varietas tanaman kedelai pada dua tahun terakhir, yaitu varietas Kemuning 1 dan Kemuning 2 untuk kedelai tahan cekaman, dan varietas Sugentan 1 dan Sugentan 2," tambah Totti.

Peneliti Batan, Arwin mengatakan, varietas unggul kedelai Sugentan 1 dan Sugentan 2 merupakan hasil perbaikan varietas yang telah ada sebelumnya yakni Argomulyo. Dengan penyinaran radiasi gamma pada dosis 250 gray, didapatkan varietas baru yang mempunyai karakter lebih baik dibandingkan varietas induknya.

"Dibandingkan dengan induknya, Sugentan mempunyai beberapa keunggulan diantaranya umur tanamnya super genjah yakni sekitar 67-68 hari lebih cepat dibandingkan induknya yang mencapai umur antara 86-87 hari. Produktivitasnya juga lebih tinggi yakni 3,01 ton per ha dengan rata-rata 2,7 ton per ha, sedangkan induknya pada kisaran 2,2-2,4 ton per hektare," kata Arwin.

Selain itu, Sugentan 1 dan Sugentan 2 ini diklaim sebagai varietas kedelai yang tahan terhadap penyakit karat daun, hama pengisap polong, dan hama ulat kerayak. Kedua varietas ini tergolong super genjah, sehingga cocok ditanam di lahan sawah atau tegalan.

Lanjut Arwin, untuk mendapatkan varietas Sugentan 1 dan 2 ini, penelitiannya dimulai sejak tahun 2012 dan telah dilakukan uji multilokasi di 7 daerah yakni Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku, Bogor, Yogyakarta, dan Citayam sebanyak 2 lokasi.

Dari ketujuh lokasi tersebut, sebagian besar menunjukkan hasil yang baik kecuali di Maluku hasilnya termasuk dalam kategori sedang.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2