Kementan Sebut Harga Kedelai Impor Mahal karena Ongkos Angkut

Senin, 04/01/2021 15:12 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengatakan, naiknya ongkos angkut menjadi turut menjadi salah satu penyebab mahalnya kedelai impor.

Demikian kata Suwandi usai rapat koordinasi Kementan bersama Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) di Kantor Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jakarta, Senin (4/1).

"Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga kedelai impor yakni ongkos angkut yang juga mengalami kenaikan. Waktu transportasi impor kedelai dari negara asal yang semula ditempuh selama tiga minggu menjadi lebih lama, yaitu enam hingga sembilan minggu," ujar Suwandi.

Suwandi menjelaskan, dampak pandemi virus corona (COVID-19) menyebabkan pasar global kedelai saat ini mengalami goncangan akibat tingginya ketergantungan impor.

Dia menambahkan tingginya impor kedelai bukan semata-semata karena faktor produksi. Namun demikian, hal tersebut terjadi karena kondisi kedelai merupakan komoditas nonlartas atau bebas impor berapapun volumenya tanpa melalui rekomendasi Kementan.

Harga kedelai yang saat ini terjadi kenaikan cukup signifikan sekitar 35 persen merupakan dampak pandemi COVID-19, terutama produksi di negara-negara produsen seperti Amerika Serikat (AS), Brasil, Argentina, Rusia, dan Ukraina.

"Harga kedelai impor yang selama ini digunakan oleh perajin tahu tempe di negara asal sudah tinggi, sehingga berdampak kepada harga di Indonesia menjadi lebih tinggi lagi," kata Suwandi.

Sebagai informasi, berdasarkan data Gakoptindo harga kedelai saat ini melonjak hingga Rp9.300 per kilogram dari harga tiga bulan lalu yang masih di kisaran Rp6.000-Rp7.000 per kilogram. 

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2