Perusahaan Farmasi Iran Mulai Racik Sendiri Remdesivir

Rabu, 16/12/2020 09:02 WIB

Teheran, Jurnas.com - Iran telah menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang memiliki pengetahuan untuk membuat obat antivirus remdesivir saat perusahaan farmasi mulai memproduksi obat dengan formula yang dikembangkan oleh para peneliti Iran.

Kantor berita resmi IRNA mengatakan, Menteri Kesehatan Iran, Saeid Namaki mengawasi peluncuran produksi remdesivir oleh Ronak Darou, sebuah perusahaan yang pabrik manufakturnya berbasis di kota industri hampir 100 kilometer ke barat daya Teheran.

Wakil CEO Ronak Darou, Mohammad Ali Maleki mengatakan bahwa pembuatan remdesivir dalam negeri menjadi mungkin setelah tiga bulan penelitian di perusahaan. Menurutnya, remdesivir versi Iran telah terbukti sangat manjur dalam uji klinis.

"Ini dengan cepat meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh pasien sejak diberikan melalui suntikan," kata Maleki, menambahkan bahwa obat tersebut juga akan tersedia dalam bentuk tonik.

Dia mengatakan bahwa sekitar 80.000 botol remdesivir versi Iran akan diproduksi di setiap shift kerja di perusahaan. "Ini sepenuhnya memastikan permintaan domestik dan surplus direncanakan untuk diekspor ke negara-negara seperti Venezuela, Oman dan Irak," kata Maleki.

Remdesivir dipatenkan Gilead Sciences, sebuah perusahaan farmasi besar yang berbasis di AS. Perusahaan telah mengeluarkan obat itu ke beberapa perusahaan di negara-negara seperti India dan Pakistan di tengah lonjakan permintaan obat yang diyakini sangat efektif dalam merawat pasien virus corona.

Namun, Iran telah secara efektif dilarang mengakses obat tersebut dalam skala massal terutama karena serangkaian sanksi Amerika yang menghambat perdagangan dengan negara tersebut.

AS telah berulang kali membantah telah melarang akses Iran ke obat-obatan yang diperlukan untuk merawat pasien virus Corona meskipun laporan berulang menunjukkan yang sebaliknya adalah benar.

Iran telah bergulat dengan tingkat infeksi virus korona yang tinggi sejak penyakit itu meletus di negara itu pada akhir Februari. Otoritas pemerintah sebagian besar mengandalkan perusahaan domestik untuk pasokan obat-obatan dan peralatan medis untuk merawat pasien.

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih