Rabu, 25/11/2020 16:45 WIB
Medan, Jurnas.com - Pandemi Covid-19 telah membawa dampak pada sektor industri dan perdagangan, tak terkecuali di Sumatera Utara (Sumut). Hal ini juga menyebabkan volume dan nilai ekspor, utamanya di sektor pertanian dan perkebunan yang menjadi andalan Sumut mengalami penurunan.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, volume ekspor produk pertanian dan perkebunan Sumut selama priode Januari - September 2020 mengalami penurunan hingga 800 ribu ton.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut Riadil Akhir melalui Kabid Perdagangan Luar Negeri, Parlindungan Lubis, menyatakan, pada priode Januari - September 2019, volume ekspor produk pertanian dan perkebunan Sumut mencapai 7,2 juta ton. Sementara, untuk priode yang sama 2020, volume ekspornya hanya sebesar 6,6 juta ton.
"Artinya, secara volume ekspor produk pertanian dan perkebunan Sumut turun hingga 800 ribu ton," kata Parlindungan, Rabu (25/11), di Kantor Perindag Sumut, Jalan Putri Hijau Medan.
DPR Minta Pemerintah Tak Terburu-buru Ekspor Listrik ke Singapura
Logam Mulia dan Permata jadi Penyumbang Terbesar Ekspor Maret 2024
Sebelum Ada Gencatan Senjata di Gaza, Turki akan Berlakukan Pembatasan Ekspor ke Israel
Namun, ucap Parlin, meski secara volume ekspor produk pertanian dan perkebunan Sumut menurun, tetapi secara nilai atau harga mengalami kenaikan.
"Volume memang turun tapi nilainya naik. Terlihat pada priode Januari - September 2019, nilainya sebesar US$5,7 juta, dan di priode yang sama 2020 nilainya mencapai US$5,8 juta. Jadi ada kenaikan US$1 juta secara nilai," jelas Parlindungan.
Menurutnya, pandemi Covid-19 memang membuat volume ekspor menurun diakibatkan banyak negara tujuan ekspor mengurangi permintaan, tetapi untuk harga atau nilai produk dalam realisasinya terjadi peningkatan.
Lebih lanjut Parlin menyatakan, pandemi Covid-19 memang sangat dirasakan dampaknya pada sektor industri dan perdagangan. Banyak negara tujuan ekspor Sumut membuat kebijakan lockdown untuk mencegah penularan Covid-19.
Karena kebijakan lockdown itu, banyak industri berhenti beroperasi untuk sementara waktu, sehingga buyers harus melakukan re-skedul pada kontrak ekspornya.
“Jadi, karena banyak negara tujuan ekspor melakukan Lockdown, buyers melakukan re-skedul kontrak ekspornya, itulah yang membuat volume ekspor kita menurun” ujarnya.
Keyword : MedanEksporParlindungan Lubis