Menristek Minta Pengalaman Brasil Olah Bahan Bakar Nabati

Kamis, 10/09/2020 15:49 WIB

Jakarta, Jurnas.com – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Inovasi dan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menimba pengalaman Brasil, dalam mengolah dan memproduksi bahan bakar nabati.

Dia menyebut keberhasilan Pertamina dan ITB mengujicoba produksi green diesel D100 dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) kelapa sawit berkapasitas 1.000 barel perhari di Kilang Pertamina Dumai, memberi secercah harapan akan bangkitnya kemandirian energi terbarukan di Indonesia.

Bambang memprediksi, bahan bakar nabati berbasis sawit akan menjadikan perekonomian Indonesia bergerak lebih cepat untuk pemulihan ekonomi, mengingat sektor energi memiliki peranan yang penting dan strategis bagi perekonomian nasional.

"Indonesia perlu untuk berubah terhadap ketergantungan akan bahan bakar fosil menjadi pada bahan bakar terbarukan. Kita perlu meningkatkan kapasitas bahan bakar terbarukan dalam energi campuran sekitar 23 persen di tahun 2025, dan harapannya dapat mencapai 31 persen pada tahun 2050," kata Menristek dalam webinar `The Development of Biofuels Indonesia-Brazil: Lesson Learned from The Development of Brazilian Bioethanol-Based Biofuel` pada Rabu (9/9).

Pemerintah berkomitmen mendorong inovasi bahan bakar nabati biohidrocarbon sebagai solusi pemenuhan kebutuhan konsumsi bahan bakar dalam negeri, yang sejak 2014 mencapai 1.790.000 barrel per hari.

Selain bahan bakar biohidrocarbon berbasis sawit akan berperan dalam substitusi impor, bahan bakar ini juga memberi peluang pemberdayaan korporatisasi petani sawit rakyat dalam industrialisasi IVO (bahan baku biohidrocarbon).

Kilang-kilang bahan bakar biohidrocarbon stand alone kecil yang terintegrasi dengan kebun sawit, lanjut Menristek, akan meningkatkan kesejahteraan hidup para petani rakyat.

Apalagi bahan bakar nabati biohidrocarbon berbasis sawit merupakan komoditas sumber daya alam terbarukan di Indonesia yang potensi jumlahnya berlimpah.

"Hari ini Indonesia dikenal sebagai negara terbesar penghasil dan pengekspor kelapa sawit, bersaing dengan Malaysia. Namun permainan sudah berubah, kita tidak boleh hanya sekedar ekspor maka diperlukan adanya penambahan nilai dari hasil produksi kelapa sawit," tambah Menteri Bambang.

Sebagai informasi, karakteristik green diesel D100 sama sekali berbeda dengan biodiesel yang ada di pasaran saat ini yang dikenal dengan istilah B20 atau B30.

Green diesel D100 diproduksi dari bahan baku 100% RBDPO yang diolah menggunakan Katalis Merah Putih hasil pengembangan ITB dan Pertamina menghasilkan biohidrocarbon beroktan sangat tinggi dengan karakteristik fisika dan kimia sama persis dengan solar yang diproduksi dari bahan bakar fosil.

Sehingga penggunaan bahan bakar green diesel D100 pada kendaraan tidak akan menurunkan kinerja mesin atau menuntut dilakukan modifikasi tertentu pada mesin sebagaimana yang terjadi pada kendaraan-kendaraan yang diberi asupan biodiesel B30 yang berbasis FAME.

Dengan keberhasilan Indonesia menguji coba produksi green diesel D100 skala industri, selanjutnya Indonesia akan mengambil pelajaran dari keberhasilan Brasil yang telah terlebih dulu mengimplementasikan tebu menjadi bahan bakar nabati berproduksi dalam skala komersial.

Keberhasilan Brasil dalam mengimplementasikan kebijakan pemanfaatan bahan bakar nabati berbasis tebu, khususnya dalam pengaturan kebijakan penentuan harga tebu-gula-ttanol, akan diadaptasi oleh Indonesia ke dalam kebijakan regulasi penentuan harga sawit-minyak Sawit (Industrial Vegetable Oil)-Bahan Bakar Biohidrocarbon serta pemberian dukungan riset dan pengembangan DNA sawit unggul berkelanjutan.

"Tebu saat ini merupakan bahan baku energi yang sangat penting di Brasil di bawah minyak bumi. Tebu dapat menghasilkan etanol untuk menggantikan 46 persen pemakaian bensin di Brazil," terang Duta Besar Brasil H.E. Jose Amir da Costa Dornelles.

Sementara Plt. Deputi Bidang Penguatan Inovasi Jumain Appe menyampaikan bahwa agenda ini merupakan kesempatan belajar bersama Indonesia dan Brasil untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan model bisnis bahan bakar nabati di masa depan.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2