Trump Akui Remehkan Corona karena Tak Ingin Bikin Panik

Kamis, 10/09/2020 06:45 WIB

Washington, Jurnas.com - Presiden Donald Trump sudah mengetahui sejak awal betapa mematikan dan menularnya virus corona baru (COVID-19), tetapi tidak ingin menyampaikan informasi itu kepada rakyat Amerika SerikAt (AS) karena tidak ingin menimbulkan kepanikan.

Dinukil dari Channelnewsasia, Trump mengakui mencoba untuk meminimalkan ancaman mematikan dari COVID-19 pada Februari. Hal ini termuat dalam rekaman suara wawancara dengan jurnalis senior Bob Woodward, yang dirilis Rabu (9/9).

Presiden Republik, yang diserang lawannya dari partai Demokrat, Joe Biden atas tanggapan pemerintah AS yang lambat terhadap COVID-19, mengecilkan virus selama berbulan-bulan ketika virus itu bertahan dan menyebar dengan cepat ke seluruh negeri.

"Saya ingin selalu mengecilkannya," kata Trump kepada Woodward pada 19 Maret, beberapa hari setelah menyatakan keadaan darurat nasional. "Saya masih suka mengecilkannya, karena saya tidak ingin membuat panik."

Dalam percakapan itu, Trump juga memberi tahu Woodward bahwa beberapa fakta mengejutkan baru saja keluar tentang target virus tersebut. "Bukan hanya tua, lebih tua. Orang muda juga, banyak orang muda," ujarnya.

Gedung Putih pada Rabu membantah Trump dengan sengaja menyesatkan warga AS tentang virus itu, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 190.000 orang di AS, dengan kasus-kasus baru melonjak di Midwest.

"Presiden tidak pernah meremehkan virus itu," kata sekretaris pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany kepada awak media pada jumpa pers tak lama setelah laporan tentang buku itu muncul. "Presiden menyatakan tenang," kata McEnany. "Dia mengambil tindakan awal."

Menurut wawancara, CNN dan The Washington Post melaporkan, Trump tahu virus itu sangat mematikan pada awal Februari. "Itu mengudara," kata Trump dalam rekaman wawancara 7 Februari dengan Woodward.

"Itu selalu lebih keras daripada sentuhan. Kamu tidak perlu menyentuh sesuatu. Benar? Tapi udara, kamu hanya menghirup udara dan begitulah cara berlalu. Dan itu sangat rumit. Itu sangat rumit. Itu juga lebih mematikan daripada flu beratmu."

Seminggu setelah wawancara itu, Trump mengatakan pada briefing Gedung Putih bahwa jumlah kasus COVID-19 di AS dalam beberapa hari akan turun mendekati nol.

"Informasi penyembunyian Trump "sangat tercela," kata Biden kepada wartawan pada hari Rabu. "Itu adalah pengkhianatan hidup dan mati rakyat Amerika," kata Biden.

Woodward melakukan 18 wawancara dengan Trump untuk sebuah buku baru yang berjudul Rage. Buku itu kabarnya akan dirilis pada 15 September atau beberapa minggu sebelum Pilpres AS pada 3 November 2020.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2