Trump Ancam Larang Penggunaan Aplikasi TikTok di AS

Sabtu, 01/08/2020 15:25 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Presiden Donald Trump mengatakan bahwa ia akan melarang TikTok di Amerika Serikat. Menurutnya, langkah ini bisa mulai berlaku segera sesegera mungkin.

"Secepatnya TikTok akan kami larang dari Amerika Serikat," kata Trump dilansir Independent, Sabtu (01/08).

Presiden mengatakan dia dapat menggunakan kekuatan ekonomi darurat atau perintah eksekutif untuk menegakkan tindakan tegas terhadap aplikasi tersebut.

"Saya memiliki otoritas itu" sebelum menambahkan: "Itu akan ditandatangani besok."

AS berulang kali mengindikasikan bahwa mereka bisa melarang aplikasi, atau melakukan tindakan lain, di tengah meningkatnya ketegangan dengan China.

Sementara TikTok bersikeras bahwa semua datanya disimpan di luar China dan membantah desas-desus tentang hubungan dekatnya dengan pemerintah China, namun administrasi Trump bersikeras bahwa meluasnya penggunaan aplikasi itu dapat menempatkan warga dalam risiko.

Sebelumnya, India telah melakukan pelarangannya sendiri, untuk banyak alasan yang sama. Ketika larangan itu diumumkan pada akhir Juni, diberlakukan segera, dengan aplikasi menghilang dari toko dan berhenti bekerja dalam waktu 24 jam.

Laporan sebelumnya menyatakan bahwa, alih-alih melarang aplikasi secara langsung, administrasi Trump akan menekan pemilik aplikasi China, Bytedance, untuk menjual TikTok ke perusahaan Amerika. Tidak jelas apakah melanjutkan dengan kesepakatan itu akan mencegah indikasi terbaru bahwa aplikasi akan langsung dilarang.

Sejumlah perusahaan teknologi dan lembaga keuangan telah terhubung dengan pembelian potensial, termasuk Microsoft, yang belum mengomentari spekulasi itu.

Aplikasi tersebut dikatakan memiliki sebanyak 80 juta pengguna di AS. Banyak dari mereka telah berkumpul di sekitar aplikasi dengan posting di platform di bawah topik-topik seperti #SaveTikTok karena ketegangan telah memuncak.

Kegelisahan di antara pengguna aplikasi meningkat awal bulan ini ketika aplikasi berhenti bekerja dengan baik tak lama setelah menteri luar negeri Mike Pompeo mengindikasikan bahwa larangan akan segera terjadi. Itu membuat banyak pengguna panik karena aplikasi sudah diblokir .

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2