Ini Penyebab Newcastle United Gagal Dibeli Pangeran Saudi

Jum'at, 31/07/2020 19:15 WIB

London, Jurnas.com - Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman dikabarkan gagal mengambil alih klub Liga Premier, Newcastle United setelah menjalani negosiasi alot selama 17 minggu terakhir.

Dalam sebuah pesan untuk penggemar klub, dikutip dari Sky Sports pada Jumat (31/7), kegagalan tersebut diakibatkan oleh pandemi Covid-19 dan proses yang terus menerus tertunda.

Namun di balik pernyataan resmi itu, seorang sumber mengungkapkan bahwa Saudi merasa bahwa mereka tidak akan pernah diberi lampu hijau untuk mengambil alih Newcastle. Mengapa?

Dikatakan, pada pertengahan April lalu proposal pengambilalihan Newcastle masih berjalan seperti rencana. Pun kala itu tidak ada masalah besar dengan pemilik dan direksi.

Bahkan Dana Investasi Swasta Saudi (PIF), bersama dengan Amanda Staveley dan Reuben bersaudara berulang kali memberikan informasi terperinci kepada Liga Premier.

PIF juga berencana untuk berinvestasi lebih dari £250 juta selama lima tahun ke depan ke klub, di samping investasi yang signifikan di komunitas lokal.

Sementara pemerintah Inggris melalui Menteri Olahraga menegaskan bahwa tidak jika PIF hendak mengakusisi klub Liga Premier tersebut.

Namun di balik itu politik ikut bermain peran. Liga Premier konon mendapatkan tekanan dari sejumlah lembaga, mulai dari Amnesty International, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), tunangan jurnalis yang dibunuh Saudi Jamal Khashoggi, hingga mitra siaran yang tergabung di dalam Sports, yang akhirnya membuat kesepakatan itu macet.

Kritik terhadap kemungkinan kesepakatan itu semakin meluas. Bulan lalu, baik FIFA dan UEFA mengecam keras Arab Saudi karena mendukung BeautQ, layanan pembajakan yang secara tidak sah menayangkan pertandingan sepak bola.

PIF, yang mengelola lebih dari £264 miliar aset global, belum mengesampingkan kemungkinan investasi di klub sepakbola lain.

Olahraga tetap menjadi bagian penting dari `Visi 2030` Saudi, cetak biru negara itu untuk menghilangkan ketergantungannya pada minyak dan mendorong strategi ekonomi pada periode pasca-minyak.

Rencana sudah matang untuk Arab Saudi untuk menjadi tuan rumah acara golf dan tinju. Balapan F1 Saudi pertama rencana digelar pada 2023 mendatang.

TERKINI
Dasco Pastikan Daftar Kabinet Prabowo-Gibran yang Beredar Tidak Benar Dunia Alami Krisis Guru, Ini Saran PGRI ke Pemerintah Genjot Penjualan di China, Toyota Gandeng Tencent Toyota Kenalkan Dua Varian Mobil Listrik untuk Pasar China