Minggu, 28/06/2020 14:39 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menggelorakan gerakan diversifikasi pangan dalam rangkaian acara Hari Krida Pertanian di Jakarta, Minggu (28/6).
Dengan slogan indah dan bahagia dengan pangan lokal, gerakan diversifikasi panga ini digelar sebagai upaya untuk mendorong ketersediaan dan konsumsi pangan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman.
Menurut Syahrul, gerakan diversifikasi pangan ini mewakili harapan dan kebutuhan dari seluruh rakyat Indonesia agar ketahanan pangan tetap kokoh, yang memperkuat hadirnya negara yang sejahtera.
"Hari ini kita mengkampanyekan gerakan diversifikasi pangan lokal. Kita nyatakan diverifikasi pangan lokal adalah kekayaan dan budaya bangsa. Bukan hanya beras yang kita miliki, tapi berbagai pangan lainnya, seperti ubi-ubian, jagung, sorgum, sagu, kentang, labu dan lainnya" ujar Syahrul..
Saksi Ungkap Acara Ulang Tahun Cucu SYL Dirembes ke Kementan
Hakim Heran BAP Saksi Kasus SYL Bocor ke Pejabat Kementan
KPK Buka Suara Soal BAP Saksi Korupsi SYL Bocor
Lebih lanjut Syahrul mengatakan, upaya sekecil apapun akan menjadi langkah untuk turut memperkuat ketahanan bangsa yang artinya kita memiliki kekuatan dan kemampuan bersama.
Pada acara ini, mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu, juga meluncurkan roadmap diversifikasi pangan lokal sumber karbohidrat non beras.
Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi menuturkan, roadmap diversifikasi pangan hulu hingga hilir, meliputi produksi, pascapanen, stok dan pengolahan, pemasaran hingga pemanfaatan berupa edukasi ke masyarakat.
Agung menjelaskannya, untuk tahun 2020 hingga 2021 mendatang, upaya diversifikasi pangan lokal pengganti beras meliputi penyediaan benih/bibit unggul, pupuk dan pendampingan.
Selain itu, juga mempertahankan areal tanam dan menambah areal baru untuk pisang sumber karbohidrat, gerakan tidak mengonsumsi beras/nasi dan produk turunannya 1 hari dalam 1 bulan serta melakukan kampanye dan edukasi ke masyarakat.
"Kita mendorong komoditas pangan lokal non beras ini dikembangkan sesuai potensi dan spesifik lokasi, satu wilayah punya satu keunggulan komoditas," ungkap Agung.
Fokus komoditas yaitu ubi kayu, sagu, talas, pisang, kentang, dan jagung.
Selain itu, tambah Agung, sosialisasi dan edukasi akan terus digaungkan agar masyarakat mengonsumsi pangan lokal, karena pangan lokal memiliki kandungan gizi dan menyehatkan.