Kamis, 25/06/2020 07:12 WIB
Ankara, Jurnas.com - Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca mengatakan, sudah tidak ada gelombang kedua kasus virus corona (COVID-19). Namun, Turki masih menghadapi dampak fase pertama dari virus mematikan tersebut.
Koca mengatakan, sebanyak 1.386 pasien sudah pulih dari COVID-19 selama 24 jam terakhir. Secara keseluruhan, total yang sudah sembuh sekitar 164.234.
"Penyebaran virus tidak melambat, tidak ada bukti ilmiah bahwa itu menjadi kurang kuat," kata Koca pada konferensi pers setelah pertemuan komite ilmiah di ibukota Ankara, Rabu (24/6).
"Rata-rata usia kematian terkait virus corona meningkat dari 71 menjadi 74," tambahnya.
Pengadilan Turki Menghukum Warga Suriah atas Pemboman Istanbul
Sebelum Ada Gencatan Senjata di Gaza, Turki akan Berlakukan Pembatasan Ekspor ke Israel
Erdogan Janji Tebus Kesalahannya setelah Kalah Telak dalam Pemilu Lokal Turki
Turki melaporkan 24 kematian akibat COVID-19 dalam satu hari terakhir, sehingga jumlah kematian menjadi 5.025.
Petugas kesehatan Turki juga sudah melakukan 53.486 tes untuk COVID-19 selama 24 jam terakhir. Dengan begitu jumlah total yang sudah dites menjadi lebih dari 3,08 juta.
Jumlah total kasus COVID-19 secara nasional hingga saat ini mencapai 191.657, dengan 1.492 infeksi baru dilaporkan. Sebanyak 914 pasien tetap berada di unit perawatan intensif di seluruh wilayah negara tersebut.
Koca telah berulang kali menekankan pentingnya menjaga jarak sosial dan penggunaan topeng, dan menyarankan perawatan ekstra selama musim panas.
Sejak pertama kali muncul di China Desember lalu, COVID-19 sudah menyebar ke setidaknya 188 negara dan wilayah. Amerika Serikat (AS), Brasil, dan Rusia saat ini merupakan negara yang paling terpukul di dunia.
COVID-19 telah menewaskan hampir 478.300 orang di seluruh dunia, dengan lebih dari 9,29 juta kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 4,66 juta pemulihan, menurut angka yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins di AS. (Memo)