Peretas China dan Iran Ganggu Kampanye Biden dan Trump

Jum'at, 05/06/2020 09:16 WIB

Washington, Jurnas.com -  Peretas yang didukung negara dari China menargetkan para staf yang bekerja pada kampanye calon presiden Demokrat Amerika Serikat (AS), Joe Biden. Selain itu, Iran juga menargetkan akun email milik staf kampanye Presiden Republik, Donald Trump.

Kepala Threat Analysis Group Google, Shane Huntley mengatakan, tindakan itu merupakan indikasi terbaru dari mata-mata digital yang secara rutin ditujukan bagi para politisi tertinggi di negara itu. "Tidak ada tanda kompromi dari kedua kampanye itu," katanya.

Upaya Iran untuk membobol email pejabat kampanye Trump didkumentasikan sebelumnya. Tahun lalu, Microsoft Corp mengumumkan, kelompok yang sering dijuluki Charming Kitten mencoba masuk ke akun email milik kampanye presiden AS yang tidak disebutkan namanya, yang sumbernya diidentifikasi sebagai Trump.

Awal tahun ini, perusahaan intelijen ancaman Area 1 Security mengatakan peretas Rusia menargetkan perusahaan yang terikat pada sebuah perusahaan gas Ukraina di mana putra Biden pernah bertugas di dewan.

Google menolak untuk memberikan rincian di luar kicauan Huntley, tetapi atribusi publik yang luar biasa adalah tanda betapa sensitifnya orang Amerika terhadap upaya spionase digital yang ditujukan untuk kampanye politik.

"Kami mengirimkan kepada pengguna yang ditargetkan peringatan serangan standar yang didukung pemerintah dan kami merujuk informasi ini ke penegak hukum federal," kata seorang perwakilan Google.

Peretas yang kerap ikut campur dalam pemilihan umum telah menjadi perhatian bagi pemerintah AS, terutama sejak badan intelijen Amerika menyimpulkan, Rusia menjalankan operasi peretasan dan propaganda untuk mengganggu proses demokrasi AS pada 2016 demi membantu Donald Trump saat itu untuk menjadi presiden. Salah satu yang menjadi target adalah infrastruktur digital yang digunakan oleh tim kampanye kandidat presiden Demokrat 2016 Hillary Clinton

Upaya negara asing membobol kampanye presiden adalah hal yang lumrah, tetapi atribusi publik yang tidak biasa yang ditawarkan oleh Google adalah tanda betapa sensitifnya orang AS terhadap upaya spionase digital yang ditujukan pada para kandidat.

"Kami mengetahui laporan dari Google bahwa aktor asing telah melakukan upaya yang gagal untuk mengakses akun email pribadi staf kampanye," kata juru bicara kampanye Biden. "Kami sudah tahu sejak awal kampanye kami bahwa kami akan mengalami serangan seperti itu dan kami siap untuk itu."

Charming Kitten, kelompok yang diidentifikasi oleh Google sebagai bertanggung jawab atas penargetan kampanye Trump, juga baru-baru ini menjadi berita utama mengenai eksploitasi lainnya, termasuk penargetan perusahaan farmasi Gilead Sciences Inc.

Awal tahun ini, Reuters mengaitkan kelompok itu dengan upaya untuk menyamar sebagai tokoh media dan jurnalis terkenal.

John Hultquist, direktur senior analisis intelijen dengan perusahaan cybersecurity AS FireEye Inc, menggambarkan kedua kelompok peretasan itu sebagai aktor mata-mata  dan mengatakan mereka kemungkinan berusaha mengumpulkan intelijen daripada mencuri bahan untuk bocor secara daring.

FBI dan Kantor Direktur Intelijen Nasional keduanya menolak memberikan komentar. (Reuters)

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2