Pakar: Jangan Jadikan BIN Sebagai Recyle-BIN

Selasa, 06/09/2016 11:44 WIB

Jakarta- Analis Militer dan Intelejen, Connie Rahakundini Bakrie mengingatkan DPR agar jangan ikut-ikutan pemerintah untuk menjadikan Badan Intelejen Negara (BIN) sebagai recylebin (tempat pembuangan file/sampah di komputer).

Connie mengingatkan, BIN adalah lembaga tinggi negara yang harus dikepalai oleh sosok negarawan. Bukan sekedar memenuhi hasrat jabatan politik dan tawar-menawar posisi.

"Ini saya melihat BIN sudah menjadi keranjang recylyebin atau keranjang sampah. Situasi politik saat ini memang banyak politik dagang sapi, dan itu secara politik tidak bisa dibantah," ujar Connie kepada wartawan di Jakarta, Selasa (6/9).

Connie yang sudah lama meneliti tentang intelijen mengaku tidak bisa memahami kenapa di era Jokowi BIN dijadikan sebagai tempat penampungan orang-orang yang harus punya posisi.

Posisi kepala BIN juga diperlakukan sama dengan komisaris BUMN yang lebih didasari politik dagang sapi.

"Kalau hanya komisaris BUMN dan jabatan lain yang tidak strategis masih bisa dipahami. Tapi kalau posisis strategis, seperti Menlu, Mendagri, Menhan dan Kepala BIN. Ini sama sekali tidak boleh hanya bargaining politik," jelasnya.

Connie juga menegaskan bahwa sudah menjadi rahasia umum adanya hubungan khusus antara PDIP, Megawati dan Budi Gunawan. Secara psikologis ini manusiawi, kalau ada yang hubungan seperti itu.

"Tapi kalau hubungan itu yang menjadi alasan BG dipilih jadi kepala BIN, maka BIN akan susah menjadi entiti mandri,” tegasnya.

Connie meragukan apakah pemerintah sudah benar-benar memahami fungsi basic dari BIN, yaitu sebagai pusat semua urusan penting dan rahasia negara.

"BIN dalam bahasa awamnnya adalah wikipedia atau google-nya sebuah negara. Negara dapat menanyakan segala yang dibutuhkan mulai dari masalah dalam negeri, masalah luar negeri, kontra intelejen, komunikasi dan informasi, intelejen ekonomi, dan segalanya. Ini wajib difahami," ujarnya.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara