Kamis, 16/04/2020 13:36 WIB
Sanaa, Jurnas.com - Seorang cendekiawan dari kelompok militer Houthi di Sanaa, Yaman, menuai kritik keras setelah menyebut virus corona baru (Covid-19) sebagai azab Tuhan karena banyak perempuan yang melepas jilbab.
"Lihatlah Prancis, Inggris, Italia, dan Eropa secara umum. Lihatlah Barat, Amerika Serikat, dan China. Lihatlah negara-negara Asia Timur, dan di negara-negara lain," kata Ibrahim al-Ubeidi dalam kotbah Jumat di Kota Sanaa dua pekan lalu, sebagaimana dikutip dari Al-Arabiya pada Kamis (16/4).
"Mereka membuat undang-undang tentang jilbab wanita Muslim. Keputusan bahwa jilbab ini harus dilepas dan bahwa wajah perempuan Muslim harus ditampakkan, meskipun Allah memerintahkan perempuan untuk menutupi wajah," lanjut dia.
"Mereka membuat perempuan Muslim menampakkan wajah, dan lihatlah, Allah membalas dengan menutupi wajah mereka dengan masker-masker yang dipakai oleh wanita dan pria. Mereka semua bersembunyi di balik masker ini, takut akan penyakit ini. Ini semua karena mereka sombong dan melupakan Allah," tegas al-Ubeidi.
Yaman dan Militer AS Sebut Penenggelaman Kapal di Laut Merah Ancam Lingkungan
Kelompok Houthi di Yaman Bertekad Terus Tenggelamkan Kapal-kapal Inggris
AS Disebut Hadapi Bahaya Setiap Hari dari Militan yang Didukung Iran
Ibrahim menyampaikan khotbahnya selama 22 menit, sebelum mengakhirinya dengan jargon "Allah Maha Besar, Enyahlah Amerika, Enyahlah Israel, Terkutuklah Yahudi, kemenangan bagi Islam."
Video tersebut muncul kembali, beberapa hari setelah video lain yang menunjukkan para militan Houthi bersumpah menembak dan membunuh siapa pun yang dicurigai sebagai pembawa Covid-19.
Yaman melaporkan kasus pertama virus corona pada Jumat pekan lalu, yang terdapat di provinsi Hadramout di selatan negara itu.
Keyword : Kelompok HouthiYamanVirus Corona