Ancaman Ekonomi Bagi Negara yang Tinggalkan Iran dalam Situasi Sulit

Senin, 17/02/2020 08:50 WIB

Teheran, Jurnas.com - Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi mengatakan bahwa perusahaan asing yang mematuhi sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap negara itu tidak akan diprioritaskan dalam hal masa depan ekonomi Iran.

"Mereka yang mematuhi kebijakan ini dan meninggalkan negara Iran dalam situasi sulit ini tidak akan dilupakan dan secara alami akan kehilangan prospek terlibat dalam perdagangan masa depan dengan negara itu," kata Araqchi pada Minggu (16/2).

"Mereka yang telah meninggalkan Iran harus tahu bahwa mereka telah kehilangan pasar yang tidak dapat dengan mudah dimenangkan kembali di masa depan," tambahnya.

Pengasan Araqchi itu disampaikan setelah raksasa teknologi Korea Selatan, Samsung dan LG Electronics dilaporkan menarik spanduk iklan terakhir mereka di Iran pada Pada Jumat pekan lalu.

Kedua perusahaan memutuskan hubungan perdagangan mereka dengan Teheran dalam beberapa bulan terakhir, mengajukan sanksi AS yang dikenakan pada Iran setelah Washington menarik diri dari perjanjian nuklir Iran 2015 pada Mei 2018.

Araqchi mengatakan bahwa negara itu berada dalam fase sejarah yang sangat kritis ketika kampanye tekanan maksimum Washington mencapai level tertinggi.

Ia menambahkan bahwa negara memprioritaskan produksi dalam negeri dan bahwa perusahaan-perusahaan yang tetap di Iran dalam keadaan saat ini juga akan peringkat lebih tinggi dalam prioritas untuk kerja sama perdagangan.

Menurut laporan, Samsung dan perusahaan afiliasi LG di Iran - Sam dan Gplus masing-masing - akan melanjutkan produksi dengan mengandalkan jalur produksi domestik dan dengan beralih ke mitra dagang internasional alternatif.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2