Veteran Perang Asing Desak Trump Minta Maaf karena Remehkan Cedera Otak

Minggu, 26/01/2020 11:05 WIB

Washington, Jurnas.com - Veteran Perang Asing (VFW) meminta Presiden Donald Trump untuk meminta maaf karena meremehkan cedera otak yang ditimbulkan pada tentara negara itu akibat serangan balasan Iran di sebuah pangkalan Amerika Serikat (AS) di Irak.

"TBI adalah cedera serius dan tidak bisa dianggap enteng. TBI diketahui menyebabkan depresi, kehilangan memori, sakit kepala parah, pusing dan kelelahan - semua cedera yang datang dengan efek jangka pendek dan jangka panjang," kata VFW dalam sebuah pernyataan.

Lebih dari 30 anggota layanan AS menderita cedera otak traumatis (TBI) setelah Iran menyerang pangkalan udara Ain al-Assad dalam menanggapi pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani.

"VFW mengharapkan permintaan maaf dari presiden kepada pria dan wanita pelayan kami atas ucapannya yang salah arah. Dan, kami meminta agar ia dan Gedung Putih bergabung dengan kami dalam upaya kami untuk mendidik warga AS tentang bahaya yang dimiliki TBI," bunyi pernyataan Komandan Nasional Veteran Perang Asing, William Doc Schmitz.

Tiga minggu setelah serangan 8 Januari, Pentagon mengumumkan, sembilan anggota layanan dilaporkan sedang dirawat di Jerman sementara beberapa telah dikirim pulang untuk perawatan tambahan.

VFW yang secara resmi Veteran Perang Asing Amerika Serikat, adalah organisasi veteran perang AS yang berkantor pusat di Kansas City, Missouri. VFW didirikan oleh James C. Putnam pada 29 September 1899, di Columbus, Ohio.

Keanggotaannya terdiri dari para veteran yang, sebagai prajurit, pelaut, Marinir, Penjaga Pantai , dan penerbang bertugas di Negara itu dalam perang, kampanye, dan ekspedisi di tanah asing atau di perairan yang bermusuhan.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara