Rabu, 08/01/2020 10:32 WIB
Manila, Jurnas.com - Filipina telah memerintahkan evakuasi wajib bagi warga negaranya yang ada di Irak. Demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Filipina pada Rabu (8/1).
Keputusan Filipina menarik warganya dari Irak, setelah Iran menyerang pasukan Amerika Serikat (AS) di Baghdad, sebagai tanggapan atas serangan AS sebelumnya yang menewaskan Jenderal Qassem Soleimani pekan lalu.
"Tingkat peringatan di seluruh Irak telah ditingkatkan menjadi Peringatan Tingkat 4 yang menyerukan evakuasi wajib," kata Eduardo Mendez, juru bicara Departemen Luar Negeri.
Serangan rudal Iran terhadap pasukan AS di Irak terjadi pada Rabu pagi, jam setelah pemakaman Qassem Soleimani. Komandan Pasukan Quds elit negara itu yang terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS pada 3 Januari lalu.
Kapal Perang AS, Jepang, Australia, Filipina Latihan Bersama di Laut Cina Selatan
Pembicaraan Pertama Xi-Biden dalam Empat Bulan, Bahas Hubungan China dengan Filipina-Taiwan
Saling Balas dengan China, Marcos Minta Pasukan Filipina Perkuat Pertahanan Laut Cina Selatan
Sementara Kementerian Pertahanan Kroasia menarik 14 pasukannya dari Irak, untuk selanjutnya dipindahkan ke Kuwait. Dikutip dari Associated Press pada Selasa (7/1), Kroasia juga menjamin setiap kebijakan terkait penempatan militer di luar negeri nantinya akan dikeluarkan setelah berkonsultasi dengan sekutu NATO.
Senada dengan Kroasia, Jerman juga telah memindahkan 35 tentara yang bertugas di Irak ke Yordania dan Kuwait. Demikian pula Slovakia, yang telah memindahkan tujuh anggota layanannya dari Irak ke lokasi yang tidak ditentukan.
Sementara Presiden Finlandia Sauli Niinisto belum berencana melakukan penarikan pasukan dari Irak, menyusul wacana parlemen Irak untuk mengusir seluruh militer asing dari negara tersebut.
Saat ini dia ingin mendesak seluruh komunitas internasional, supaya meredakan ketegangan di Timur Tengah antara Amerika Serikat dan Iran, yang dia sebut dapat mengancam stabilitas di luar kawasan.
"Komunitas internasional harus menggunakan segala cara untuk menciptakan dialog," kata Niinisto.
Keyword : Filipina Irak Qassem Soleimani