Minggu, 29/12/2019 14:17 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Arif Satria mengatakan bahwa independensi menentukan sebuah kampus bernilai atau tidak.
Menurut dia, semakin independen kampus, maka semakin kuat rasionalitasnya. Sebaliknya, semakin rendah independensi, maka rasionalitas semakin ditanggalkan dan berganti dengan ikatan kepentingan politis praktis.
"Karena itu, politisi yang memiliki sikap negarawan, tidak akan pernah melakukan langkah-langkah yang merusak marwah kampus sebagai garda terdepan penjaga rasionalitas dan akal sehat," kata Arif dalam kegiatan `Pidato Akhir Tahun Rektor IPB` yang digelar oleh Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) beberapa waktu lalu.
Arif menyebut, kaum negarawan akan terus mempertahankan kampus sebagai aset demokrasi. Sebab, kebebasan akademik yang kuat, akan menopang independensi kampus dari godaan politik praktis.
Arif Satria Bagikan Resep Jadi World Class University
Polemik Impor Beras, Rektor IPB Minta BPS Jadi Rujukan
Cara Unik IPB Cegah Covid: Gandeng Asosiasi Ibu Kos
Bagaimanapun, lanjut dia, kebebasan merupakan instrumen demokrasi yang seharusnya melahirkan gagasan dan tindakan yang mengekspresikan sistem yang menjamin terwujudnya kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat.
Dan untuk mewujudkan dua hal tersebut, dia mengatakan terdapat sejumlah hal yang harus dilakukan, antara lain pemahaman struktur dan demografi Indonesia, mengedepankan demokrasi ekonomi, dan implementasi inovasi dan teknologi di tengah masyarakat.
"Inovasi harus berpihak. Inovasi 4.0 haruslah inovasi yang membumi dan bermanfaat bagi rakyat luas pelaku di akar rumput. Inovasi yang memberdayakan ini akan memperkuat basis ekonomi rakyat," tandas dia.
Keyword : Rektor IPB Arif Satria Marwah Kampus Politisi Negarawan