AS Buka Program Latihan Militer untuk Pakistan

Jum'at, 20/12/2019 12:43 WIB

Washington, Jurnas.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan melanjutkan keikutsertaan Pakistan dalam program pelatihan dan pendidikan militer AS yang didambakan lebih dari setahun setelah ditangguhkan.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Pakistan akan mengambil bagian dalam Program Pendidikan dan Pelatihan Militer Internasional (IMET), pilar hubungan militer AS-Pakistan.

Pada Agustus 2018, Trump menangguhkan Pakistan dari IMET. Ia mengatakan, Washington dengan bodohnya memberi Pakistan lebih dari USD33 miliar bantuan selama 15 tahun terakhir yang dibalas dengan kebohongan dan penipuan.

Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, keputusan Trump 2018 membuka pengecualian sempit untuk program-program yang mendukung kepentingan vital keamanan nasional AS.

"Keputusan untuk mengembalikan partisipasi Pakistan dalam IMET adalah satu pengecualian," katanya.

"Program ini memberikan peluang untuk meningkatkan kerja sama bilateral antara negara-negara kita dalam prioritas bersama. Kami ingin terus membangun fondasi ini melalui tindakan nyata yang memajukan keamanan dan stabilitas regional," tambahnya.

Paman Sam juga memuji Pakistan karena membantu memfasilitasi pembicaraan mengenai penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

Sementara itu, menurut seorang pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan, Pakistan sedang dalam proses memilih petugas untuk dikirim ke AS.

Penangguhan Pakistan tahun lalu dari IMET pemerintah AS menutup tempat-tempat yang telah disisihkan untuk petugas Pakistan.

Para perwira Pakistan dilaporkan dikecualikan dari program-program di War College, sekolah utama tentara AS untuk perwira asing serta kursus pelatihan di US Naval War College dan Naval Staff College.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara