Sedekade, Beasiswa Luar Negeri Khusus Dosen Cetak 2.927 Lulusan S3

Kamis, 21/11/2019 18:17 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Selama satu dekade lebih, Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Luar Negeri (BPPLN) menjadi salah satu andalan para dosen Indonesia di berbagai daerah, untuk melanjutkan studi jenjang doktor (S3).

Tercatat, hingga tahun ini sudah ada 2.927 alumni BPPLN yang lulus dari berbagai perguruan tinggi terbaik dunia. Mereka kembali ke Tanah Air untuk kembali menjalankan kewajiban Tri Dharma (pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat).

Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ali Ghufron Mukti mengatakan, tujuan studi BPPLN sangat beragam, dari mulai Australia, Selandia Baru, Thailand, Taiwan, Perancis, Inggris, Jerman, Amerika Serikat, dan berbagai negara lainnya.

Bahkan jika dilihat dari perguruan tingginya, banyak yang masuk di kampus kelas dunia, seperti Imperial College London, University of Oxford, Harvard University, hingga Massachusetts Institute of Technology (MIT).

"Total karyasiswa BPPLN dari 2008 sampai dengan 2019 sebanyak 4.294 orang. Dari angkatan 2008 sampai dengan 2014 sudah lulus 80,2 persen. Sisanya masih menjalani studi di berbagai negara. Namun kami pastikan mereka akan kembali," tutur Dirjen Ghufron kepada awak media pada Kamis (21/11) di Jakarta.

Ghufron menyebut, saat ini jumlah dosen berkualifikasi Doktor masih sekira 39.000 orang dari total 260 ribu dosen di Indonesia. Sedangkan Pemerintah menargetkan 20 persen dosen Indonesia sudah S3.

Guna mengejar target tersebut, pihaknya telah menyiapkan berbagai skema beasiswa, baik dalam negeri, luar negeri, termasuk memperkuat kemitraan dengan negara sahabat juga memberdayakan jaringan ilmuwan diaspora.

"Kami yakin bahwa para alumni BPPLN pasti memiliki keunggulan yang lebih, baik dalam hal penguasaan Bahasa Inggris, exposure, strategi dalam metodologi penelitian, manajemen, dan lain sebagainya. Kelebihan ini didapatkan karena pengalaman studi di luar negeri. Oleh sebab itu, ketika kembali Bapak dan Ibu harus menjadi katalisator dalam pembangunan SDM Indonesia," ujar Ghufron.

Ghufron juga mengapresiasi beberapa alumni BPPLN yang kini sudah menjadi profesor. Ia mendorong para dosen untuk meningkatkan kariernya. Namun demikian, dia mengingatkan bahwa seorang profesor harus tetap produktif menghasilkan karya.

"Kemampuan kepemimpinan juga perlu dimiliki oleh para dosen. Mereka tidak hanya unggul di suatu bidang, tetapi juga mampu membawa gerbong sehingga risetnya terus berkembang dan regenerasi ilmuwan tidak putus," tambah dia.

TERKINI
Sinergi Kementan-Kodim 1910 Malinau Tingkatkan Produksi dengan Perluas Areal Tanam Baru Kejagung Bakal Sita Aset Sandra Dewi Jika Terima Uang Korupsi Timah KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Kasus Pungli KPK Sita Rp48,5 Miliar Terkait Suap Bupati Labuhanbatu