Sabtu, 26/10/2019 22:40 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan tawaran Jerman untuk membangun zona aman yang diawasi secara internasional di timur laut Suriah tidak realistis. Pernyatan itu dapat menimbulkan keraguan atas upaya Eropa untuk menengahi kompromi yang dapat diterima secara internasional dalam konflik.
"Mengikuti kesepakatan Turki dengan AS dan Rusia baru-baru ini untuk membersihkan para pejuang Kurdi dari sebuah zona di timur laut Suriah, penciptaan zona aman militer yang diawasi secara internasional tidak lagi realistis," kata Cavusoglu dalam konferensi pers di Ankara pada hari Sabtu dengan Jerman-nya timpalannya Heiko Maas.
Dilansir Boomberg, komentar itu muncul hanya beberapa hari setelah rencana itu memenangkan pujian AS yang suam-suam kuku pada pertemuan NATO di Brussels.
Menteri pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer pertama kali menyuarakan gagasan zona keamanan yang diawasi secara internasional di timur laut Suriah. Kramp-Karrenbauer mengatakan bahwa zona itu akan meredakan pertempuran di wilayah tersebut dan memungkinkan fokus untuk kembali melawan teroris Negara Islam.
Pengadilan Turki Menghukum Warga Suriah atas Pemboman Istanbul
Sebelum Ada Gencatan Senjata di Gaza, Turki akan Berlakukan Pembatasan Ekspor ke Israel
Erdogan Janji Tebus Kesalahannya setelah Kalah Telak dalam Pemilu Lokal Turki
Sejak awal tidak jelas bagaimana rencana itu akan tumpang tindih dengan zona keamanan Suriah yang diusulkan Turki, yang dirancang untuk terlarang bagi pasukan Kurdi yang didukung AS. Turki membuat perjanjian dengan Rusia pada hari Selasa untuk mengamankan zona penyangga di Suriah utara.
Cavusoglu mengatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengusulkan gagasan zona aman yang dilindungi secara internasional di Suriah sekitar delapan atau sembilan tahun lalu, tetapi tawaran itu kemudian ditolak oleh Jerman dan AS.
Keyword : Zona AmanPemerintah JermanTurki