Sabtu, 05/10/2019 16:11 WIB
Sydney, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mengatakan, seorang dosen berkebangsaan Inggris-Australia masih berada di penjara Iran. Sedangkan perempuan Inggris-Australia lainnya dan pacarnya telah dibebaskan dari tahanan.
Kepada awak media, Payne merasa sangat lega pasca Jolie King dan Mark Firkin dinyatakan bebas dan dikembalikan ke Australia, dan semua tuduhan terhadap mereka dibatalkan.
Payne juga membenarkan bahwa Kylie Moore-Gilbert masih berada di penjara Evin, yang terkenal di Teheran tempat dia ditahan selama hampir setahun, setelah dilaporkan dijatuhi hukuman 10 tahun.
"Negosiasi jangka panjang sedang berlangsung untuk memastikan pembebasan akademik berpendidikan Cambridge," kata Payne dilansir dari Press Association pada Sabtu (5/10).
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Menteri Luar Negeri Iran Meremehkan Tetapi Tetap Selidiki Serangan Pesawat Tak Berawak
Legislator Minta Pemerintah Wasadai Multidimensi Dampak Perang Israel-Iran
Moore-Gilbert merupakan seorang akademisi asal Cambridge yang baru-baru ini menjadi dosen Studi Islam di Universitas Melbourne.
Sebelumnya, kantor berita semi-resmi Iran Fars melaporkan bahwa juru bicara kehakiman Republik Islam Gholam Hossein Esmayeeli membenarkan ketiganya ditahan karena melakukan kegiatan mata-mata.
Laman web University of Melbourne mencantumkan Moore-Gilbert di halaman “Find an expert” sebagai dosen di perguruan tinggi Asia tersebut.
Moore-Gilbert mengatakan bahwa ia "mengkhususkan diri dalam politik Timur Tengah, dengan fokus khusus pada negara-negara Teluk Arab", dan bahwa ia telah menerbitkan karya tentang pemberontakan Arab 2011, pemerintahan otoriter dan tentang peran teknologi media baru dalam aktivisme politik.
David Malet, yang bertugas di komite disertasi Moore-Gilbert sebelumnya menggambarkan Moore-Gilbert sebagai "orang yang luar biasa dan seorang sarjana yang serius, bukan mata-mata".
Keyword : Dosen AustraliaStudi IslamIran