PM Australia Siap Bela Warganya yang Ditangkap China

Kamis, 29/08/2019 08:30 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan prihatin dengan perlakuan terhadap seorang penulis Australia kelahiran China yang ditangkap di Tiongkok atas dugaan spionase dan akan mendukung hak-haknya meskipun diberitahu oleh Beijing untuk tidak ikut campur.

Yang Hengjun, seorang mantan diplomat China yang berubah menjadi jurnalis dan blogger online, pekan lalu secara resmi ditangkap oleh otoritas China, tujuh bulan setelah dia ditahan di negara itu.

"Kami akan membela warga negara kami dan kami berharap dia akan diperlakukan dengan tepat dan hak asasi manusianya akan dihormati," kata Morrison dilansir Reuters dengan mengatakan bahwa Yang adalah mata-mata bagi Australia "sama sekali tidak benar".

"Kami tidak meminta maaf karena membela salah satu warga kami."

Penangkapan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik antara Canberra dan Beijing, termasuk tuduhan campur tangan China dalam urusan politik dalam negeri yang ditolak China.

Yang, yang nama resminya adalah Yang Jun, telah ditahan sejak Januari dan belum diizinkan mengakses pengacara atau keluarganya, meskipun pejabat kedutaan Australia telah bertemu dengannya.

Yang, 53, secara resmi ditangkap pada 23 Agustus dengan tuduhan sebagai mata-mata dan terancam dihukum mati di Tiongkok.

Canberra mengatakan Yang ditahan dalam kondisi yang keras dan mengharapkannya diperlakukan sesuai dengan hukum hak asasi manusia. Seorang juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan Australia tidak boleh ikut campur dalam proses hukumnya.

Morrison mengatakan Australia akan terus meningkatkan kekhawatirannya atas perlakuan Yang.

"Maksud saya, itu tidak mengganggu sistem," katanya, seraya menambahkan bahwa ia menghormati bahwa Tiongkok memiliki sistem hukumnya sendiri.

"Tapi kami berharap warga Australia, bahkan semua warga negara, memiliki hak asasi mereka secara tepat dijaga."

Beberapa warga Australia telah menghadapi hukuman penjara di China selama dekade terakhir, termasuk mantan kepala bisnis penambangan besi China Rio Tinto, warga negara Australia Stern Hu, yang bertugas delapan tahun setelah hukuman pada 2010 karena korupsi dan mencuri rahasia komersial.

Baru-baru ini, 16 staf dari Crown Resorts Australia, termasuk tiga warga Australia, dipenjara antara sembilan dan 10 bulan pada tahun 2017 dan didenda 8,62 juta yuan ($ 1,2 juta) karena mempromosikan perjudian untuk memikat rol tinggi Tiongkok ke kasinonya.

TERKINI
Gelora Cap PKS sebagai Pengadu Domba: Tolak Gabung Koalisi Prabowo-Gibran Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025