Sempat Digertak, Brasil Akhirnya Isi Bahan Bakar Kapal Iran

Minggu, 28/07/2019 06:44 WIB

Brasilia, Jurnas.com - Dua kapal Iran yang terdampar di lepas pantai Brasil selama berminggu-minggu, akhrinya mulai berlayar pada Sabtu (27/7), setelah pengadilan memerintahkan perusahaan minyak negara bagian, Petrobas, untuk mengisi bahan bakar kapal.

Kapal-kapal curah itu sebelumnya terjebak di pelabuhan Paranagua, negara bagian selatan Parana sejak awal bulan lalu lantaran Petrobras menolak untuk menyediakan bahan bakar karena takut melanggar sanksi AS terhadap Iran.

Kapal-kapal itu pula menyeret Brasil ke dalam perselisihan global, yang mengakibatkan meningkatnya ketegangan dan kekhawatiran akan bentrokan militer yang melibatkan Teheran dan Washington.

Sementara Amerika Serikat tetap memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Iran dan perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan republik Islam itu.

Diketahui, aministrator pelabuhan mengatakan bahwa kapal Termeh pergi sekitar tengah hari, menuju ke pelabuhan Brasil lainnya di mana kapal itu akan diisi dengan jagung. Bavand, yang sudah memiliki muatannya, akan berangkat ke Iran pada Sabtu malam. Perjalanan pulang memakan waktu sekitar 30 hari.

Seorang juru bicara Eleva Quimica, perusahaan Brasil yang mengontrak kapal, mengatakan pengisian bahan bakar dimulai pada Sabtu (27/7) dini hari, di mana Termeh menerima 600 ton dan Bavand 1.300 ton bahan bakar.

Petrobras, yang sahamnya terdaftar di AS dan di Sao Paulo, membenarkan bahwa perusahaan minyak itu mengisi bahan bakar kapal.

Perintah Mahkamah Agung datang setelah utusan Iran untuk Brasil mengatakan kepada Bloomberg, bahwa Teheran dapat menangguhkan impor dari Brasil jika masalah itu tidak terselesaikan.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara