Selasa, 16/07/2019 09:33 WIB
London, Jurnas.com - 70 persen dari total 1.500 perusahaann besar dunia gagal melaporkan data kerusakan hutan (deforestasi), yang ditimbulkan atas operasi mereka.
Padahal menurut badan amal CDP pada Selasa (16/7), perusahaan-perusahaan tersebut sudah berkomitmen untuk mengatasi perubahan iklim.
"Konsumen semakin ingin tahu bahwa keranjang belanja mereka tidak mendorong kehancuran (hutan) Amazon, kepunahan orangutan, dan krisis iklim," kata Diretur Hutan Global CDP, Morgan Gillespy dikutip dari Channel News Asia.
Sementara dari 306 perusahaan yang menyerahkan laporan, 24 persen di antaranya tidak ada upaya mengurangi deforestasi, termasuk brand kecantikan Prancis, L`Oreal dan produsen Jerman, Beiersdorf, sebagai pengguna minyak sawit.
Gus Imin Tegaskan Bencana Ekologis Tak Main-Main, Hentikan Perusakan Lingkungan
Pemerintah Brasil Klaim Deforestasi Amazon Turun Sepertiga
Kebakaran Hutan di Amazon Capai Level Tertinggi Hampir 15 Tahun Pekan Ini
Sebelumnya, perusahaan Cargill Inc dan sejumlah industri makanan diperkirakan gagal mengakhiri upaya deforestasi mereka pada 2020.
Pasalnya, berdasarkan data deforestasi hutan hujan Amazon di Brasil, pemasok utama kedelai untuk perusahaan tersebut meningkat dalam level tercepat dalam satu dekade terakhir.
Beberapa perusahaan yang menurut CDP telah gagal menjawab pertanyaannya tentang hutan mengatakan mereka berkomitmen untuk keberlanjutan yang lebih besar.
Rantai pakaian Inggris Next, misalnya, mengatakan telah menyelesaikan kuesioner iklim CDP selama bertahun-tahun, dan telah menetapkan komitmen untuk memperoleh 100 persen kayu dari sumber yang bertanggung jawab atau bersertifikat pada tahun 2025.
Keyword : DeforestasiKerusakan Hutan