Selasa, 11/06/2019 05:44 WIB
Teheran, Jurnas.com - Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan, Uni Eropa harus melawan terorisme ekonomi Amerika Serikat (AS) terhadap bangsa Iran sembari menunaikan kewajiban mereka sesuai kesepakatan nuklir 2015.
Hal itu disampaikan Rouhani saat bertemu Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas di Teheran, Senin sore (10/6).
"Kami mengharapkan Eropa berdiri dan melawan terorisme ekonomi AS terhadap bangsa Iran dan memenuhi kewajibannya sesuai dengan JCPOA," ujar Rouhani kepada diplomat Jerman itu.
Ia memperingatkan, setelah AS keluar sepihak dari perjanjian itu, Iran bisa saja melakukan hal yang sama pada kekuatan Pasal 36 JCPOA, namun lebih memilih tetap bersabar dan memberi kesempatan kepada para anggota JCPOA lain yang masih tersisa.
Importir Khawatir Pasokan Makanan Berkualitas Terganggu karena Pengecekan di Brexit
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Di tempat lain dalam sambutannya, Rouhani mengatakan, AS terus bergerak dengan kebijakan terorisme ekonominya melalui sanksi kejam.
"Kami percaya, khususnya, bahwa kita harus melawan mereka yang menghalangi akses orang mendapatkan obat-obatan dan makanan," ujarnya.
Rouhani mengungkapkan, perang yang dilancarkan AS terhadap Iran sejak setahun lalu, tidak akan melayani kepentingan siapa pun dan bangsa Iran membuktikan selama periode tersebut, Teheran akan melawan tekanan dan gertakan Gedung Putih.
Pemimpin berusia 70 tahun itu menyatakan, pembatasan AS impor makanan dan obat-obatan ke Iran ditujukan untuk memberikan tekanan pada rakyat Iran dan untuk menimbulkan rasa tidak aman di wilayah tersebut.
"Keamanan regional tidak akan pernah tercapai melalui memaksakan tekanan dan sanksi pada bangsa Iran," tegas Rouhani.