Senin, 27/05/2019 09:24 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Pemerintahan Presiden AS Donald Trump konon menekan Israel untuk memihak dalam perang dagang Washington dengan Beijing dengan mencegah perusahaan-perusahaan China memasuki wilayah pendudukan.
Dilansir PressTV, penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton telah membahas masalah ini selama kunjungannya ke Israel pada Januari dan memperingatkan terhadap masuknya perusahaan teknologi China, seperti Huawei dan ZTE, ke pasar Israel.
Peringatan AS datang ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha untuk meningkatkan hubungan perdagangan dengan China melawan kehendak Washington.
Surat kabar Israel Marker melaporkan minggu ini bahwa Tel Aviv telah menolak panggilan oleh Washington untuk membentuk komite khusus untuk memantau teknologi dan investasi China.
Mahasiswa Memblokir Universitas Sciences Po Paris karena Perang Gaza
Kepala Intelijen Militer Israel Mengundurkan Diri karena Kegagalan pada 7 Oktober
DPR Ingatkan Pemerintah Antisipasi Konflik Iran-Israel
Laporan itu juga menambahkan bahwa Israel sekarang mencari pendekatan untuk menenangkan para pejabat Amerika.
Selain itu, Haaretz mengungkapkan bahwa para pejabat Israel sedang mendiskusikan kesepakatan besar dengan perusahaan China yang berbasis di Hong Kong Hutchison mengenai pendirian fasilitas desalinasi air laut di wilayah yang diduduki.
Dalam perintah eksekutif pada 15 Mei, Washington secara efektif melarang perusahaan-perusahaan AS melakukan bisnis dengan Huawei, dengan alasan masalah keamanan nasional.
Larangan itu muncul saat perang dagang Trump terhadap China tetap di puncak. Presiden AS menaikkan tarif barang-barang Cina senilai $ 200 miliar pada 10 Mei dan mengancam akan menampar tarif hingga 25 persen pada daftar tambahan impor Cina senilai sekitar $ 300 miliar, mendorong China untuk merespons dengan retribusi sendiri.
Dua ekonomi terbesar di dunia belum menetapkan tanggal untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan setelah mereka kembali terlibat dalam pertempuran tarif.
Keyword : Perang Dagang ChinaAmerika Serikat Israel