Rouhani: Iran Takkan Tunduk pada Pengganggu

Rabu, 22/05/2019 08:01 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Presiden Hassan Rouhani menegaskan, bangsa Iran mungkin berada di bawah tekanan, tetapi tidak akan menundukkan kepalanya dalam menghadapi pengganggu.

Rouhani membuat pernyataan pada Selasa (21/05) di provinsi barat laut Azerbaijan barat laut negara itu, di mana ia meresmikan delapan proyek pembangunan, termasuk dua bendungan.

"Berpegang pada persepsi prematur, mereka berpikir mereka akan dapat menghancurkan keagungan Iran," kata Rouhani dilansir PressTV.

"Kita telah menyaksikan kemakmuran di tanah ini setiap hari dalam masa sulit dan di bawah sanksi," tambahnya.

"Ini adalah respon yang sangat menentukan terhadap Gedung Putih dan bagi mereka yang menganggap mereka dapat membuat negara besar Iran tertekuk di bawah tekanan mereka," tegasnya.

Rouhani menggarisbawahi bagaimana Washington secara teratur mengembalikan ancamannya terhadap Iran tak lama setelah mengeluarkannya.

"Gedung Putih mengumumkan bahwa orang-orang Iran harus waspada terhadap serangan: namun, tidak lebih dari dua jam kemudian, di bawah tekanan dari Pentagon, presiden AS menyatakan bahwa Washington tidak berniat meluncurkan serangan terhadap Iran," tuturnya.

"Ini adalah kekuatan bangsa Iran," kata Rouhani, seraya mencatat bahwa musuh tidak tahan dengan upaya negara itu menuju kemajuan dan kemandirian.

AS sangat memicu ketegangan dengan Iran tahun lalu dengan meninggalkan perjanjian nuklir multilateral dengan Teheran, dan kemudian memulihkan sanksi yang telah dicabut berdasarkan kesepakatan.

AS juga telah mengirim kelompok pemogokan kapal induk, gugus tugas pembom, dan kapal serbu ke Teluk Persia, mengutip dugaan kemungkinan bahwa Iran dapat menargetkan kepentingan Amerika di wilayah tersebut.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara