Sabtu, 18/05/2019 05:20 WIB
Teheran, Jurnas.com - Legislator Iran menyerukan Amerika Serikat (AS) dan Iran untuk mengadakan pembicaraan di Irak atau Qatar untuk meredakan ketegangan di tengah membludaknya militer AS di Teluk.
Kepala komite keamanan nasional dan kebijakan luar negeri parlemen Iran, Hashmatullah Falahat Pishe, mendesak kedua negara melakukan negosiasi guna menutup celah pihak ketiga yang ingin mengadu domba.
"Harus ada negosiasi kedua pihak di Irak atau Qatar untuk mengakhiri ketegangan ini," kata legislator independen itu dalam sebuah posting di Twitter, Jumat (17/5).
Pernyataan itu disampaikan saat Presiden AS, Donald Trump melunak. "Saya harap tidak," kata Trump saat ditanya apakah ingin berperang dengan Iran, Kamis (16/5).
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Menteri Luar Negeri Iran Meremehkan Tetapi Tetap Selidiki Serangan Pesawat Tak Berawak
Sehari sebelumnya, Trump menyatakan keinginannya untuk berdialog dengan Negeri Para Mullah. "Saya yakin bahwa Iran ingin segera berdialog," kata Trump di akun Twitternya.
Nada melunak kedua negara ini sangat kontras dengan tindakan Washington dan Teheran di Timur Tengah dalam beberapa hari terakhir.
Pada 5 Mei, Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, mengumumkan, kelompok kapal induk USS Abraham Lincoln akan dilarikan dari Mediterania ke Teluk lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan untuk menanggapi sejumlah ancaman.
Ia menuding Iran memberikan ancaman, tetapi memperingatkan, AS akan menggunakan kekuatan yang tak henti-hentinya seandainya Iran melakukan serangan terhadap pasukannya di wilayah tersebut.
Keyword : IranAmerika SerikatKesepakatan Nuklir