Ektremis Sayap Kanan Inggris Belajar Rakit Bom dari ISIS

Rabu, 03/04/2019 22:33 WIB

London, Jurnas.com - Menteri Keamanan Inggris pada Selasa mengatakan para ekstremis sayap kanan belajar cara membuat bahan peledak dari petunjuk online yang diunggah oleh kelompok Islamic State Iraq and Syria (ISIS).

Berbicara kepada Komite Pertahanan di parlemen, Ben Wallace memperingatkan tentang bagaimana individu-individu tertentu dari sayap kanan Inggtis bisa menimbulkan bahaya dan risiko yang signifikan.

"Metode yang membawa orang-orang ini ke depan pintu kita sebagian besar beredar melalui Internet," ujar Wallace.

"Mereka berkomunikasi melalui Internet, terkadang kita menemukan mereka benar-benar melihat manual ISIS untuk belajar bagaimana membuat bom," tambahnya

Wallace juga membahas peran Internet dalam memberdayakan sayap kanan, dengan mengatakan bahwa penggunaan internet telah membuat sayap kanan menjadi organisasi yang lebih kuat.

Ia juga memperingatkan risiko yang ditimbulkan oleh individu sayap kanan tertentu terhadap masyarakat Inggris.

"Mereka adalah kelompok ekstremis yang bergejolak, dan kita perlu masuk ke sana menggunakan pengalih perhatian, untuk mencegah mereka menjadi kelompok teroris masa depan," tutur Wallace.

Ketika ditanya apakah sayap kanan Inggris adalah fenomena baru, dia mengatakan bahwa neo-Nazi selalu bebas di Inggris, tetapi kenaikannya baru-baru ini menunjukkan bahwa mereka lebih mampu dan terorganisir, sama seperti ISIS.

Menurut penelitian oleh The Independent, ekstremisme sayap kanan terus tumbuh di Inggris dan warga kulit putih Inggris lebih cenderung bersimpati dengan ekstremisme yang menargetkan keturunan Muslim Asia.

Pemerintah telah diperingatkan untuk tidak semata-mata fokus pada ekstremisme yang berorientasi pada Muslim, karena ekstremisme sayap kanan adalah ancaman yang terus tumbuh. (Anadolu)

TERKINI
Sederet Fakta Tentang Mahasiswa UCLA yang Ditangkap Polisi saat Memprotes Israel 2024, Pemerintah Bidik Penjualan Mobil Listrik 5.000 Unit Klopp Dirumorkan Bakal Kembali ke Borussia Dortmund Tahun Depan Muhadjir: Penanganan Bencana di Tiga Provinsi Berjalan Baik