Harga Gabah Terus Turun di Berbagai Wilayah

Rabu, 27/03/2019 19:10 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Di penghujung bulan Maret 2019, harga gabah di tingkat petani terus mengalami penurunan di berbagai wilayah. Turunnya harga gabah disebabkan sejumlah sentra produksi padi sedang melakukan panen raya, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, dan Lampung.

Berdasarkan pemantauan di Kampung Sayar, Taktakan, Serang, Banten, petani di sana harus menjual gabah kualitas paling baik dengan harga Rp 3.900, turun drastis dibandingkan sebelumnya Rp 5.000. Sementara di Kabupaten Ogan Komering Ulu (Oku), Sumatera Selatan, harga gabah dari hasil sawah petani dihargai Rp 3.800 per kilogram.

Kondisi yang sama kurang lebih terjadi di Banyumas, Jawa Tengah. Gabah yang bagus berkisar Rp 3.700 – 3.800 per kilogram. Sedangkan harga gabah kering panen (GKP) yang kurang bagus sekitar Rp 3.500 per kilogram.

Menurut Sekretaris Asosiasi Perberasan Banyumas Fatkhurrahman, menurunnya harga tidak lepas dari berlangsungnya panen raya.

"Hampir menyeluruh seperti di eks Karesidenan Banyumas meliputi lima wilayah kabupaten bagian selatan, yakni Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara serta eks Wilayah Pantura Jateng," terangnya.

Kegelisahan menanggapi harga yang terus turun turut dialami petani di Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh. Juwita, salah satu petani di Kecamatan Krueng Sabeh, mengungkapkan saat ini harga beli gabah petani mengalami penurunan dari biasanya Rp5.000 menjadi Rp4.000 per kilogram karena melimpahnya produksi petani selama panen raya.

"Padahal kami menargetkan harga jual gabah berkisar Rp5.000 per kilogram. Tapi sekarang malah turun jadi Rp4000 per kilogram," katanya.

Dengan memperhitungkan biaya produksi dan pasca panen, harga jual gabah saat ini belum menguntungkan petani. Untuk itu, dia berharap pemerintah tidak tinggal diam untuk mengatasi masalah harga jual gabah petani tersebut.

"Kami berharap kepada Pemerintah dapat mencari solusi kongkrit jangan hanya meminta untuk turun ke sawah secara serentak, tanam padi serentak. Tetapi harga jual gabah murah," tegasnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Takmid turut mengakui saat ini harga gabah di wilayahnya sedang turun drastis. Berdasarkan pemantauan di Indramayu, harga gabah kering panen (GKP) kini hanya berkisar Rp3.700-Rp3.800 per kilogram. Harga itu turun jauh dibanding kala panen perdana awal Maret lalu yang diketahui Rp4.800-Rp5.000 per kilogram.

Menurut Takmid, pemerintah daerah terus berupaya dan berkomitmen membantu para petani. Salah satu upayanya yakni dengan menyalurkan bantuan mesin pengering gabah bagi petani.

Bulog Didesak Gerak Cepat Serap Gabah

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Lamongan Rujito mengungkapkan harga gabah petani di wilayahnya sulit dijaga saat panen raya. Apalagi, serapan gabah di lumbung oleh Bulog terus menurun. Padahal Lamongan memiliki produktivitas yang cukup tinggi. Selama dua tahun ini petani Lamongan konsisten mampu memproduksi padi di atas 1 juta ton.

"Sayangnya, produksi yang tinggi itu berlawanan dengan dengan penyerapan gabah dan beras oleh Bulog yang terus turun," katanya.

Sejak 2014, serapan Bulog Subdivre Bojonegoro untuk produksi padi Lamongan terus turun. Realisasi penyerapan 2014 masih cukup tinggi, mencapai 40.137.645 kilogram setara beras. Namun kemudian realisasi serapan itu terus turun.

Tahun 2015 turun menjadi 22.001.235 kilogram setara beras, turun lagi menjadi 28.637.069,5 kilogram setara beras pada 2016, menjadi 25.875.615 kilogram setara beras pada 2017, dan kembali turun menjadi 25.035.980 pada 2018.

Komisi II DPRD Kabupaten Sumbawa Barat turut mendesak Bulog untuk segera melakukan penyerapan gabah untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani.

"Kami meminta Bulog NTB untuk segera memerintahkan Kadivre Sumbawa dan Gudang Lamusung (Sumbawa Barat) agar bergegas menyerap gabah petani di Sumbawa Barat karena harga gabah cenderung mulai turun. Bahkan harganya sudah dibawah Harga Pokok Pemerintah (HPP)," kata Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sumbawa Barat, Aheruddin Sidik.

Turunnya harga gabah karena saat ini wilayah sentra produksi padi di Kabupaten Sumbawa Barat sedang melakukan panen raya. Karena itu, selain stabilisasi harga, Bulog juga diharapakan mampu mengamankan pasokan supaya kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi dengan baik.

“Jadi kalau harga sudah turun begini dan Bulog tidak menyerap berarti Bulog tidak melakukan salah satu fungsinya. Oleh karena itu, sekali lagi, saya minta Bulog segera melakukan pengamanan pasokan dan penyerapan,” pungkas Aheruddin.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan komitmen pemerintah untuk menjaga harga gabah di tingkat petani tetap stabil. Dia menegaskan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo harga GKP tidak boleh di bawah Rp 4.070 per kilogram.

Saat melakukan kunjungan ke Desa Mekarsari, Kecamatan Jatisari, Karawang,pada Selasa (27/3), Amran sempat mendapatkan laporan dari petani setempat bahwa harga gabah sebesar Rp 3.500 per kilogram.

"Ini kami bawa Bulog. Tolong dikejar, Harga gabah Rp 3.500 ini tidak boleh. Minimal kata Bapak Presiden Rp 4.070 per kilogram," tandasnya.

TERKINI
Keok dari Frosinone, Salernitana Degradasi ke Serie B Ten Hag Sebut Rashford Perlu Dukungan untuk Bangkit Sepakat! Arne Slot Jadi Pelatih Liverpool Musim Depan Wenger Beri Resep ke Arteta Jelang Derbi London Utara