Jum'at, 22/03/2019 12:51 WIB
Samarinda, Jurnas.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 KH. Ma`ruf Amin bercerita sisi lainnya yang identik dengan ulama dan tokoh agama.
Tapi banyaknyang tidak tau, Mustasyar PBNU itu hampir menjadi seorang polisi. Kisah ini dituturkan Kiai Ma`ruf kepada wartawan di Samarinda, Jumat (22/3/2019).
Saat itu tahun 1965. Ma`ruf Amin yang masih berumur 22 tahun, mendapatkan tawaran untuk menjadi polisi. Katanya sudah tinggal panggilan saja.
"Saya pernah diberi tawaran untuk jadi polisi. Itu sekitar tahun 65 itu. Dan saya dipanggil untuk jadi polisi," katanya saat berbincang santai dengan media di sela safari di Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat (22/3).
Sahroni Kecam Oknum Polisi Lecehkan Anak di Bawah Umur: Pecat dan Pidanakan
MUI Ajak Semua Pihak "Legowo" Terima Hasil Putusan MK
Ulama Madura dan Jatim Ajukan Amicus Curiae ke MK
Namun, akhirnya panggilan itu ditolak. Alasannya, nenek yang mengasuh Ma`ruf muda sejak ibundanya meninggal, melarangnya. Sang nenek kukuh cucunya mengikuti jalur karir keluarga untuk menjadi ulama dan kiai.
"Karena saya diasuh nenek saya sudah meninggal sejak SD kelas 4. Tapi nenek saya bilang kamu jangan jadi polisi, jadi kiai aja. Jadi saya jalurnya jalur kiai, ulama," ucap Kiai Ma`ruf.
Ketum MUI itu mengungkapkan keluarganya adalah keluarga ulama. Ayahnya, yang juga seorang kiai, sudah mengirim Ma`ruf untuk mondok di pesantren.
"Ayah saya kiai, keluarga kakek saya kiai, jadi memang saya menjadi keluarga kiai," paparnya.
Sang Ayah menginginkan anaknya belajar di pesantren tradisional, di Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.
"Jadi yang boleh itu di Tebu Ireng, makanya saya mondoknya di Tebu Ireng," tandasnya.
Keyword : KH Ma`ruf AminPolisiUlama