Rabu, 20/03/2019 06:15 WIB
Srinagar, Jurnas.com - Ratusan aksi unjuk bentrok dengan pasukan keamanan India di beberapa bagian Kashmir, wilayah India setelah polisi mengatakan, seorang pria yang ditahan atas penyelidikan keamanan tewas dalam tahanan polisi.
Pihak kepolisiaan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (19/3), mengatakan, Rizwan Asad Pandit, guru kimia berusia 29 tahun, sebelumnya ditangkap sebagai bagian dari penyelidikan kasus teror.
"Orang itu meninggal dalam tahanan polisi," kata polisi, menambahkan penyelidikan tentang penyebab kematiannya sedang berlangsung.
Keluarga Pandit mengutuk kematiannya sebagai pembunuhan berdarah dingin saat ratusan orang berkumpul di distrik Pulwama selatan sebagai protes. Pasukan keamanan menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa ketika pihak berwenang menangguhkan layanan internet di wilayah tersebut.
Daftar Pemimpin ISIS dan Al Qaeda yang Tewas di Tangan AS
Iran Blacklists 61 Pejabat AS karena Dukung Kelompok Teroris MEK
Lagi Enak-enak Tidur, 11 Tentara Irak Dibantai Milisi ISIS
Menurut keterrangan, Mubashir Asad, saudara laki-laki Pandit, pihak kepolisian menangkap Pandit di rumahnya di desa Awantipora Minggu malam.
"Mereka mengatakan dia akan segera dibebaskan. Saudaraku tidak terlibat dalam apa pun. Ini adalah pembunuhan berdarah dingin," katanya.
Ketegangan di Kashmir, wilayah yang diklaim oleh India dan Pakistan, memanas sejak bom bunuh diri yang menewaskan 42 tentara India di distrik Pulwama pada Februari.
New Delhi menyalahkan Islamabad karena menyembunyikan kelompok bersenjata, Jaish-e-Muhammad (JeM) yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan melancarkan serangan udara balasan di Pakistan.
India juga melarang partai politik Jamaat-e-Islami (JeI) di Kashmir dan menangkap sekitar 300 pemimpin dan aktivis kelompok itu. (Al Jazeera)