Arab Saudi Gunakan Produk Peretas Handphone Israel

Senin, 26/11/2018 08:12 WIB

Riyadh -  Beberapa bulan sebelum Putra Mahkota Mohammad bin Salman membersihkan kerajaan dari para koruptor, ternyata perusaahan teknologi Israel yang mengkhususkan diri dalam intelijen cyber menawarkan Arab Saudi sistem yang mampu meretas ponsel.

Harian Israel, Haaretz pada Minggu (25/11) menyebutkan, perwakilan dari NSO Group Technologies mengadakan perundingan dengan para pejabat Saudi di ibukota Austria, Wina pada Juni 2017.

Para pejabat itu di antaranya, Abdullah al-Malihi, seorang pembantu dekat Pangeran Turki al-Faisal - seorang anggota senior keluarga kerajaan dan mantan kepala intelijen Saudi - dan wakil kepada intelijen Saudi Saat ini, Nasser al-Qahtani.

"Pada saat itu, NSO dengan giat mempromosikan perangkat lunak Pegasus 3-nya, sebuah alat spionase yang mampu melakukan pengawasan tak terbatas pada ponsel. Pegasus ini disebut sebagai aplikasi spyware seluler paling kuat di dunia," kata laporan Haaretz.

Harian yang sama menambahkan, pertemuan Arab Saudi dengan Israel bukan pertemuan kali pertama. Sebelumnya, kedua belah pihak juga mengadakan pertemua di Siprus melalui mediator.

Sekedar diketahui, bulan lalu, Edward Snowden, yang menemukan program mata-mata Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), menyebut, Pegasus tersebut juga digunakan pihak berwenang Saudi mengawasi wartawan Jamal Khashoggi.

"Mereka adalah yang terburuk dari yang terburuk," kata Snowden tentang NSO, yang ia sebut membantu dan mendukung pelanggaran hak asasi manusia.

Harian Israel juga melaporkan bahwa sistem itu digunakan untuk mengawasi para pembangkang Saudi yang tinggal di luar negeri dalam beberapa bulan terakhir.

Tahun lalu, pasukan keamanan Saudi menangkap ratusan miliarder di negara itu, dalam upaya memberantas korupsi di antara eselon yang lebih tinggi dari birokrasi kerajaan.

Mereka yang ditahan dikurung selama berminggu-minggu di hotel mewah Ritz-Carlton di Riyadh, di mana beberapa orang dilaporkan dianiaya secara fisik.

Para ahli menyebut putra mahkota melakukan kampanye anti korupsi untuk menghapus orang-orang yang berpotensi menimbulkan ancaman politik kepadanya.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2