Menristekdikti Sebut Temuan BIN Data Lama

Kamis, 22/11/2018 08:10 WIB

Jakarta – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristektdikti) Mohamad Nasir menyebut temuan Badan Intelegensi Nasional (BIN), yang menyatakan bahwa tujuh perguruan tinggi negeri (PTN) terpapar radikalisme merupakan data lama.

Menurutnya, bukan hanya tujuh, bahkan ada banyak PTN lainnya juga terpapar radikalisme, ketika dulunya kampus masih belum mendapatkan pengawasan dari pemerintah.

“Tidak hanya tujuh PTN itu saja, tapi juga tempat lain. Sekarang sudah tidak ada yang menonjol lagi. Yang disampaikan BIN, itu data lama,” kata Menteri Nasir kepada awak media usai SNI Award di Hotel Intercontinental, Pondok Indah, Jakarta, pada Rabu (21/11) malam.

Kini, lanjut Nasir, perguruan tinggi sudah memiliki program bela negara dan wawasan kebangsaan. Ditambah, pemerintah sudah menerbitkan Peraturan Menristekdikti (Permen) Nomor 55 Tahun 2018 tentang Unit Kegiatan Mahasiswa Pembinaan Ideologi Bangsa (UKM PIB) yang diresmikan pada akhir Oktober lalu.

“Harapannya, itu yang akan menekan (radikalisme). Harus bersih. Kalau sudah masuk, nanti bisa menekan radikalisme dalam kampus,” terangnya.

Seperti diketahui sebelumnya, BIN menyebut adanya tujuh PTN yang terpapar radikalisme. Penelitian yang dilakukan pada 2018 itu juga menemukan bahwa 39 persen mahasiswa di 15 provinsi tertarik pada paham radikal.

Juru bicara BIN Wawan Hari Purwanto menerangkan, saat ini ketertarikan itu masih sekedar empatii. Namun dia memandang perlu antisipasi agar empati tidak meningkat menjadi partisipasi.

“Kadarnya ada yang rendah, sedang, dan tinggi, tapi lebih ke simpatisan. Tapi kalau dibiarkan nanti jadi empati, lalu partisipasi. Maka tahap awal ini bisa terdeteksi,” papar Wawan.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2