Rabu, 03/10/2018 08:30 WIB
Jakarta - Parlemen Irak memilih Barham Salih sebagai presiden baru setelah putaran kedua pemungutan suara, Selasa malam (02/10) waktu setempat.
Salih, anggota Persatuan Patriotik Kurdistan (PUK), menerima 219 suara dari 272 anggota parlemen yang melakukan pemungutan suara
Tujuh kandidat, termasuk seorang wanita, bersaing untuk posisi itu. Mereka adalah Sardar Abdullah, Sarwa Abdul-Wahed, Abdullatif Rashid, Omar Barzanji, Fuad Hussein dan Abdulkarem Abtan al-Joubori.
Kandidat Partai Demokrat Kurdistan (KDP) Fuad Hussein keluar dari perlombaan, menurut pernyataan dari partainya.
AS Disebut Hadapi Bahaya Setiap Hari dari Militan yang Didukung Iran
Irak Ancam Akhiri Koalisi Pimpinan akibat Amerika Terus Menyerang
Timbulkan Destabilisasi, Baghdad Ingin Militer Amerika segera Keluar dari Irak
Pada upacara pengambilan sumpahnya, Salih berkata: “Saya akan mempertahankan persatuan Irak. Saya akan menjadi presiden seluruh Irak, bukan hanya kelompok tertentu. "
Di bawah perjanjian tidak resmi, kepresidenan Irak dipegang oleh Kurdi, perdana menteri adalah Syiah dan ketua parlemen Sunni.
Salih menjabat sebagai perdana menteri Pemerintah Daerah Kurdi (KRG) antara 2009 hingga 2011. Dia juga wakil perdana menteri Irak di bawah Ayad Allawi, yang menjadi perdana menteri setelah jatuhnya Saddam Hussein.
Dia telah memberikan tugas untuk membentuk pemerintah bagi kandidat independen Syiah Adil Abdul-Mahdi.
Salih lahir pada tahun 1960 di Sulaymaniyah, Irak utara. Dia lulus dari Jurusan Arsitektur Universitas Cardiff pada tahun 1983. Dia juga mendapat gelar master dalam bidang teknik dari Liverpool University.
Ia mendirikan Sulaymaniyah American University dan masih merupakan ketua dewan pengawas. Dia juga perwakilan PUK di Inggris pada tahun 80-an.
Keyword : Barham Salih Irak