Kamis, 13/09/2018 09:01 WIB
New York – Populasi terbesar di dunia menjadi salah satu alasan Benua Asia menyumbang kasus kematian terbanyak akibat kanker. Dalam laporan Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), separuh kematian karena kanker di dunia dan setengah kasus kanker jenis baru pada tahun ini berasal dari Asia.
Laporan tersebut juga menemukan, kanker jenis baru dikaitkan dengan gaya hidup penduduk negara berkembang, yang cenderung mengikuti gaya hidup negara kaya. Salah satunya kecenderungan malas berolahraga, sementara berat badan terus bertambah.
“Salah satu hal yang terjadi pada transisi menuju tingkat tinggi pembangunan sosial-ekonomi ialah perubahan lingkungan,” ujar Kepala Pengawasan Kanker IARC Freddie Bray.
“Ada lebih banyak aktivitas fisik, dan itu menjadi faktor risiko yang sangat tinggi untuk kanker usus besar, misalnya,” lanjut Freddie.
Gerakan Pencegahan Malaria Harus Konsisten
Kanker Raja Charles Memburuk, Sandi `Operasi Jembatan Menai` Kini Ditinjau
DPR Dukung Kolaborasi Tingkatkan Kualitas SDM Kesehatan
Dilansir dari AFP, secara global kanker paru-paru masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Total ada 1,8 juta kematian yang diakibatkan oleh penyakit tersebut.
Sedangkan khusus untuk perempuan, kanker payudara menyebabkan 15 persen kematian akibat kanker, diikuti oleh kanker paru-paru (13,8 persen), dan kanker kolorektal (9,5) persen.
Tingginya risiko kanker paru-paru bagi perempuan, menurut IARC, telah menjadi penyebab utama kematian perempuan di 28 negara, termasuk Denmark, Belanda, China, dan Selandia Baru.