Wantimpres: Pilkada DKI Terburuk dalam Sejarah Demokrasi

Sabtu, 18/08/2018 08:35 WIB

Jakarta – Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto meminta seluruh pihak saling menahan diri tidak terjebak dalam isu-isu SARA maupun ujaran kebencian, jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Dia berharap rakyat Indonesia belajar dari Pilkada DKI Jakarta, di mana isu SARA kencang dihembuskan untuk menjatuhkan lawan, sehingga menimbulkan perpecahan di tengah-tengah masyarakat.

“Terburuk dalam sejarah demokrasi Indonesia adalah Pilkada DKI Jakarta. Saya harap jangan sampai ke depan ada pembelahan seperti ini lagi,” kata Sidarto di Jakarta pada Jumat (17/8) kemarin.

Politik SARA, menurut Sidarto, merupakan contoh buruk dalam demokrasi. Sebab, harga kemerdekaan dan persatuan yang diperjuangkan oleh pahlawan sangat mahal harganya.

“Sudah bolak-balik Presiden Jokowi mengatakan persatuan itu adalah barang yang mahal sekali,” tuturnya.

Sidarto menambahkan, selain SARA, ujaran kebencian dan penyebaran berita hoax di media sosial juga menjadi perhatian pemerintah.

Agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat, Sidarto mengimbau aparat mengambil tindakan terhadap pelaku penyebaran hoax dan ujaran kebencian.

“Sudah ada undang-undangnya. Kalau terbukti melanggar aturan pidana, polisi harus mengambil tidakan. Karena hoax dan ujaran kebencian tidak baik untuk merawat keberagaman ini,” tandasnya.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2