Sabtu, 26/05/2018 21:10 WIB
Jakarta - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan Islam di Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan tradisi yang ada, seperti buka puasa bersama.
"Kami ingin melanjutkan tradisi yang baik ini," kata Hidayat Nur Wahid saat mengadakan acara buka puasa bersama dengan Pimpinan MPR, Pimpinan Badan dan Lembaga di MPR, duta besar, organisasi kemasyarakatan di kediamannya, Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (26/5).
Menurut Hidayat, dengan menghayati puasa dan kegiatannya di bulan Ramadan maka kita akan mendapati Islam yang sangat manusiawi, humanis, dan sosiologis yang jauh dari segala yang bisa dilekatkan dengan terorisme.
"Terorisme bertentangan dengan ajaran Islam," katanya.
Putusan MK Soal Pilpres, HNW: Penting Ada Perbaikan untuk Pemilu/Pilkada ke Depan
Tujuh Terduga Teroris di Sulteng Ditangkap Tim Densus 88 Antiteror
Komisi III Apresiasi Gerak Cepat Densus 88 Bekuk Terduga Teroris di Poso
Hidayat melanjutkan dengan mempetimbangkan puasa dan tradisinya di bulan Ramadhan tampak jelas bahwa Islam dan umat Islam tidak pernah mengajarkan terorisme.
"Bahkan ajaran Islam mengembangkan silaturahim, kepedulian, dan saling berkunjung. Itu pasti bukan perilaku teroris tapi perilaku humanis, ukhuwah," imbuhnya.
Karena itu, lanjut Hidayat, dengan memahami puasa dan aktivitasnya di bulan Ramadhan seharusnya tidak terjadi salah paham tentang Islam, seolah-olah Islam identik dengan terorisme.
"Saya mengatakan bahwa mereka yang melakukan teror sedang tidak melaksanakan ajaran agama Islam. Karena itu korbannya selain saudara-saudara kita, juga Islam. Karena orang kemudian salah paham tentang Islam. Salah paham tentang takbir, dan lainnya," jelas Hidayat.
"Jadi sekali lagi marilah kita hayati puasa di bulan ramadhan dan kegiatan di dalamnya maka kita akan mendapati Islam yang sangat manusiawi, humanis, sosiologis, jauh dari segala yang bisa dilekatkan dengan terorisme," tutupnya.
Keyword : Warta MPR Hidayat Nur Wahid teroris Ramadan