Kenali Gejala Lupus dan Bagaimana Tatalaksananya

Selasa, 08/05/2018 19:10 WIB

Jakarta - Lupus Eritematosus Sistemik merupakan beban sosio-ekonomi bagi masyarakat dan negara karena memerlukan penanganan yang tidak sederhana dan melibatkan banyak bidang keahlian. Selain itu, biaya perawatannya pun mahal dan perlu dilakukan seumur hidup.

Guna menekan tingginya prevalensi LES, Kementerian Kesehatan RI mencanangkan program deteksi dini LES yang disebut dengan Periksa Lupus Sendiri (Saluri). Saluri dapat dilakukan di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), Puskesmas atau di sarana pelayanan kesehatan lainnya dengan cara mengenali gejala-gejala sebagai berikut:

- Demam lebih dari 380°C dengan sebab yang tidak jelas
- Rasa lelah dan lemah berlebihan
Sensitif terhadap sinar matahari
- Rambut rontok
- Ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu yang melintang dari hidung ke pipi
- Ruam kemerahan di kulit
- Sariawan yang tidak kunjung sembuh, terutama di atap rongga mulut
- Nyeri dan bengkak pada persendian terutama di lengan dan tungkai, menyerang lebih dari 2 sendi dalam jangka waktu lama
- Ujung-ujung jari tangan dan kaki pucat hingga kebiruan saat udara dingin
- Nyeri dada terutama saat berbaring dan menarik napas panjang
- Kejang atau kelainan saraf lainnya
- Kelainan hasil pemeriksaan laboratorium (atas anjuran dokter) yaitu Anemia, penurunan kadar sel darah merah; Leukositopenia, penurunan sel darah putih; Trombositopenia, penurunan kadar pembekuan darah; Hematuria dan proteinuria, darah dan protein pada pemeriksaan urin; Positif ANA dan atau Anti ds-DNA.

"Jika pasien mengalami minimal empat gejala dari seluruh gejala yang disebutkan di atas, maka dianjurkan untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter di Puskesmas atau rumah sakit agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut," jelas dr. Sumariyono, SpPD-KR, Divisi Reumatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM di Ditjen P2PTM Kemenkes RI, Selasa (8/5).

Lebih lanjut ia menerangkan, bagi pasien yang sudah didiagnosa menderita LES, berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup sehingga penderita LES dapat hidup normal dan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan.

- Hindari aktivitas fisik yang berlebihan
- Hindari merokok
- Hindari perubahan cuaca karena memengaruhi proses inflamasi
- Hindari stres dan trauma fisik
- Diet khusus sesuai organ yang terkena
- Hindari paparan sinar matahari secara langsung, khususnya UV pada pukul 10.00 hingga 15.00
- Gunakan pakaian tertutup dan tabir surya minimal SPF 30PA++ 30 menit sebelum meninggalkan rumah
- Hindari paparan lampu UV
- Hindari pemakaian kontrasepsi atau obat lain yang mengandung hormon estrogen
- Kontrol secara teratur ke dokter
- Minum obat secara teratur

"Hingga saat ini LES belum dapat disembuhkan. Tujuan pengobatan adalah untuk mendapatkan remisi panjang, mengurangi tingkat gejala, mencegah kerusakan organ, serta meningkatkan kesintasan," jelas dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Sesditjen P2P) Kemenkes RI.

Berkat teknologi pengobatan LES yang terus berkembang, sebagian penderita LES dapat hidup normal atau setidaknya mendekati tahap normal. "Dukungan keluarga, teman, serta staf media juga berperan penting dalam membantu para penderita LES dalam menghadapi penyakitnya," jelasnya.

TERKINI
Perang Epik Rebutan Kilang Anggur, Brad Pitt dan Angelina Jolie Saling Menuduh Milla Jovovich Ungkap Dirinya Pernah Jadi Baby Sitter Anak-anak Bruce Willis dan Demi Moore Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih