Profesi Engineer Mulai Diminati Perempuan

Minggu, 11/03/2018 13:32 WIB

Jakarta - Di era digital seperti saat ini, di mana semua hal dapat dengan mudah dicari melalui internet dan teknologi. Tentu, peluang menjadi engineer terbuka lebar untuk masyarakat. Tak terkecuali para kaum hawa. Jika dahulu, profesi engineer sangat melekat pada pekerjaan laki-laki. Kini, cukup banyak perempuan yang terjun di bidang teknik.

Alamanda Shantika, founder Binar Academy mengatakan ada sekira 10 persen banyaknya engineer perempuan. “Meski jumlahnya masih sedikit dibanding laki-laki, setidaknya ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama seperti laki-laki,” ujar Alamanda saat ditemui dalam acara ‘Adidas, See My Creativity, Not My Gender’, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Melihat hal tersebut, brand sports wear Adidas pun bergerak untuk menginspirasi dan medukung perempuan agar terus berkreasi tanpa peduli akan batasan gender melalui kampanye “See My Creativity, Not My Gender”.

Senior Brand Activation Manager Adidas Indonesia, Ivon Liesmana menjelaskan, industri olahraga dan teknologi adalah dua bidang yang terlihat jelas banyaknya persepsi gender stereotype mengenai tingkat kemampuan perempuan.

Hal inilah yang membuat, Adidas berkolaborasi dengan Andien dan Binar Academy untuk mengkampanyekan “See My Creativity, Not My Gender”  untuk menginspirasi perempuan untuk terus maju melalui olahraga dan teknologi. Bersama Binar Academy, Adidas ingin meningkatkan keahlian programmer perempuan yang berpotensi mengubah dunia melalui teknologi.

Dalam rangka Hari Perempuan dunia 2018, Andien sendiri memberi pandangan tentang women empowerment. Andien yang bekerja di dunia hiburan, membuatnya tidak bisa terlepas dari peran media sosial. Inilah mengapa ia sangat meng-encourage perempuan untuk lebih bijak menggunakan internet. Memang benar, perempuan sangat suka berbagi, tapi seharusnya bukan berbagi informasi buruk tentang perempuan lainnya. Yang membuat sesama wanita saling menjatuhkan.

Sedangkan, Alamanda sejak usia 14 tahun sudah berkutat dengan coding berpendapat bahwa keterbatasan perempuan pada dasarnya berawal dari diri sendiri. Sebenarnya kemampuan perempuan setara dari laki-laki. Hanya saja karena ragu (terkait dengan stigma bahwa diri ini adalah perempuan), secara tidak sadar kita justru menyembunyikan kemampuan tersebut.

“Namun yang tidak boleh dilupa, persepsi gender seharusnya tidak membuat perempuan jadi lebih dari laki-laki, melainkan setara sehingga tidak ada kompetisi antar gender,” tutupnya.

TERKINI
Unggah Foto Dirinya Menangis, Instagram Justin Bieber Diserbu Penggemar Gara-gara Masalah Pita Suara, Jon Bon Jovi Anggap Shania Twain Adiknya Reaksi Taylor Swift saat The Tortured Poets Department Tembus 2,6 Juta Unit dalam Seminggu Disindir di Album TTPD Taylor Swift, Bagaimana Kabar Joe Alwyn Sekarang?