Senin, 26/02/2018 09:08 WIB
Jakarta - Ilmuwan asal Universitas John Hopkins baru saja berhasil menemukan bukti bahwa rokok elektrik (e-cigarette) alias vape mengandung kadar logam beracun yang tidak aman bagi tubuh.
Beberapa racun yang dimaksud ialah timah, arsenik, kromium, mangan, dan nikel dalam sebuah perangkat rokok elektrik yang dimodifikasi.
Jika terus-menerus digunakan, maka hal ini dapat berpengaruh pada kesehatan paru-paru, hati, kekebalan tubuh, kardiovaskular, kerusakan otak, hingga kanker.
"Tampaknya ada logam beracun yang bocor, lalu masuk ke aerosol dan dihirup oleh para vapers (sebutan pemakain vape, REd)," demikian keterangan salah satu peneliti, Ana Maria Rule, PhD.
Kanker Raja Charles Memburuk, Sandi `Operasi Jembatan Menai` Kini Ditinjau
DPR Dukung Kolaborasi Tingkatkan Kualitas SDM Kesehatan
Pemasyarakatan Gaya Hidup Sehat Langkah Penting Cegah Penyakit tidak Menular
Dilansir dari Ifl Science, dalam penelitian yang dipublikasikan Environmental Health Perspectives, para peneliti mengumpulkan 56 perangkat vape yang dapat dimodifikasi dari toko. Mereka lalu menguji keberadaan 15 logam dalam cairan vape, tempat isi ulang, dan perangkat vape.
Hasilnya, ada sejumlah kadar logam beracun di cairan vape, dan cairan vape yang sudah dipanaskan hingga berbentuk uap.
Meski menghirup vape dikaitkan dengan risiko kesehatan, para peneliti sedang meneliti dampak pasti penggunaan vape dalam memengaruhi kesehatan seseorang.
Keyword : Kesehatan Vape Rokok Elektrik