Trauma Masa Kecil Memicu Terkena Penyakit Jantung

Minggu, 17/06/2018 04:42 WIB

Jakarta - Sebuah penelitian yang dilakukan American Heart Association (AHA) menemukan bahwa mengalami trauma saat kecil atau remaja ternyata membuat lebih rentan terhadap penyakit jantung.

AHA mengatakan bahwa orang-orang yang dilukai, diintimidasi, menyaksikan kekerasan atau memiliki pengalaman traumatis lainnya saat mereka masih anak-anak atau remaja berisiko tinggi terkena penyakit jantung.

Penelitian itu juga menemukan hubungan yang kuat antara pengalaman traumatis di masa kanak-kanak atau remaja dan kemungkinan berkembangnya kondisi seperti obesitas, tekanan darah tinggi atau diabetes tipe 2 pada awal masa dewasa.

Pada gilirannya, kondisi tersebut meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti penyakit arteri koroner, serangan jantung dan stroke.

"Tragedi sebenarnya adalah bahwa anak-anak terpapar pengalaman traumatis ini pada awalnya," kata Shakira Suglia, pemimpin dalam penelitian tersebut dilansir Healthday.

"Kita berbicara tentang anak-anak dan remaja yang mengalami pelecehan fisik dan seksual, dan menyaksikan kekerasan," katanya. "Sayangnya, konsekuensi negatif dari mengalami peristiwa ini tidak berakhir saat pengalaman berakhir. Ini berlangsung bertahun-tahun setelah terpapar."

Suglia, seorang profesor epidemiologi di Emory University di Atlanta, menambahkan, "Idealnya, kami ingin mencegah hal-hal ini terjadi di tempat pertama dan juga mencegah konsekuensi kesehatan yang timbul dari pengalaman ini."

Hampir 60 persen orang Amerika melaporkan memiliki pengalaman traumatis selama masa kanak-kanak, menurut AHA.

Selain dengan adanya pelecehan, diskriminasi dan menyaksikan kekerasan, pengalaman ini dapat mencakup hal seperti: perceraian orang tua, perpisahan atau kematian; penyalahgunaan zat terlarang; tinggal di lingkungan dengan tingkat kejahatan tinggi; tunawisma; diskriminasi; kemiskinan; dan kehilangan keluarga atau orang yang dicintai lainnya.

Tidak jelas bagaimana pengalaman traumatis mempengaruhi kesehatan jantung, namun penelitian menunjukkan bahwa perilaku, kesehatan mental dan reaksi biologis terhadap stres tinggi mungkin berperan. Namun, penulis menambahkan bahwa buktinya bersifat observasional dan tidak membuktikan sebab dan akibat.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2