Senin, 18/12/2017 10:02 WIB
Ramallah - Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani, mengundang Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas ke Taheran minggu depan. Undangan itu datang setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara mengakui Yerusaalem sebagai ibu kota Israel.
Informasi itu diberikan oleh seorang sumber dari kantor kepresidenan Palestinan yang menolak memberikan namanya. Namun, sumber tersebut tidak memberitahukan apakah undangan itu ditolak atau diterima.
Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Israel-Palestina, seiring harapan warga Palestina agar Palestina Timur yang sekarang diduduki Israel pada akhirnya akan berfungsi sebagai ibu kota Palestina.
Keputusan Trump tanggal 6 Desember itu telah memicu protes keras dari seluruh penjuru dunia, termasuk Turki, Mesir, Yordania, Tunisia, Algeria, Irak, Indonesia dan negara-negara Muslim lainnya.
Kedutaan Besar Palestina Mencari Status Sementara Warga Gaza yang Masuki Mesir selama Perang
AS dan Arab Saudi Hampir Capai Kesepakatan Mengenai Pakta Keamanan
Di Bawah Tekanan Politik, Biden Akhirnya Bersuara soal Protes mahasiswa Pro Palestina di AS
Sejak Amerika Serikat mengakui Yerusalem, delapan orang Palestina sudah menjadi martir dalam sejumlah aksi protes di negara tersebut, termasuk oleh serangan udara Israel pada masyarakat sipil di kawasan Gaza.
Al- Kudra juga mengatakan setidaknya 535 orang, termasuk 47 anak-anak, terluka sejak aksi massa meningkat, dan 14 ambulan mengalami kerusakan karena ditembaki tentara Israel. (Anadolu)
Keyword : Yerusalem Paletina Israel Amerika Serikat Iran