Rusia dan Eropa Bersatu Tolak Pengakuan Trump soal Yerusalem

Selasa, 12/12/2017 05:34 WIB

Ankara – Penolakan dan kecaman terhadap langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel terus berlanjut. Kali ini datang dari Presiden Rusia Vladimir Putin dan Uni Eropa.

Putin mengatakan keputusan Presiden Trump bisa menghapus prospek perdamaian antara Israel dan Palestina.

"Baik Rusia maupun Turki meyakini bahwa keputusan (Presiden Trump) ini tidak membantu mendorong situasi (yang kondusif) di Timur Tengah, ini justru tambah rumit. Ini bisa merusak proses perdamaian Israel-Palestina," katanya usai mengadakan pertemuan dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di Ankara, Senin (11/12).

Sementara Erdogan menuduh Israel `sengaja menyiram minyak ke bara api`.

"Israel menggunakan kesempatan ini untuk menekan dan melakukan tindak kekerasan terhadap warga Palestina," kata Erdogan seperti dilansir BBC.

Terpisah, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini menyatakan Uni Eropa bersatu mendukung Yerusalem sebagai ibu kota baik Israel maupun negara Palestina di masa depan.

Ia menegaskan Uni Eropa tidak akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel hingga dicapai kesepakatan perdamaian Israel-Palestina, yang mencakup status akhir kota tersebut.

"Posisi Uni Eropa tetap berpegang pada konsensus internasional terhadap Yerusalem. Satu-satunya solusi realistis atas masalah ini adalah solusi dua negara, dengan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan Palestina, sesuai dengan garis 1967," kata Mogherini saat menerima kunjungan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Brussels.

Kunjungan Netanyahu ke Brussels untuk mendesak negara-negara anggota Uni Eropa mengikuti keputusan Trump, ditolak Uni Eropa.

TERKINI
2024, Pemerintah Bidik Penjualan Mobil Listrik 5.000 Unit Klopp Dirumorkan Bakal Kembali ke Borussia Dortmund Tahun Depan May Day, Partai Buruh Dukung Program Prabowo-Gibran Perubahan UU Desa, Kades Bakal Dapat Uang Pensiun