Minggu, 10/12/2017 10:36 WIB
Jakarta - Dua gerilyawan Hamas tewas dalam serangan udara Israel Sabtu (9/12) atas pembalasan tembakan roket yang melanda sebuah kota Israel di tengah demonstrasi menentang keputusan Presiden Donald Trump agar Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Korban tewas sejak deklarasi tersebut naik menjadi empat. Dua pemrotes ditembak mati Jumat dekat pagar perbatasan Gaza dengan Israel selama "hari kemarahan". Diperkirakan 3.000 demonstran Palestina berdemonstrasi dan bentrok dengan Pasukan Pertahanan Israel di hampir 30 lokasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang menyebabkan hampir 250 orang Palestina terluka.
Militer Israel mengatakan telah menyerang empat fasilitas Hamas di Jalur Gaza: dua lokasi pembuatan senjata, sebuah gudang senjata serta sebuah kompleks militer.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pangkalan militer Nusseirat di Gaza tengah diserang dan 15 orang terluka, termasuk seorang anak kecil.
Prabowo Suarakan Ketidakadilan Negara Barat, Bandingkan Palestina dan Ukraina
Mahasiswa Memblokir Universitas Sciences Po Paris karena Perang Gaza
Kepala Intelijen Militer Israel Mengundurkan Diri karena Kegagalan pada 7 Oktober
Israel membalas serangan setelah sebuah roket ditembakkan dari Gaza. Yang satu menyerang kota Sderot, tapi tidak menimbulkan korban manusia.
Israel menyebutnya sebagai tindakan agresi yang parah dan mengklaim Hamas untuk bertanggung jawab atas semua "aktivitas yang tidak bersahabat".
Hazim Qasem, juru bicara Hamas, mengatakan bahwa Israel akan menderita akibat eskalasi tersebut dan menuduh Amerika Serikat memberi Israel "perlindungan atas kejahatan-kejahatan ini."