Jum'at, 08/12/2017 20:37 WIB
Jakarta - Hanya sehari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, platform pencarian Google langsung mengubah ibu kota Israel dari Tel Aviv menjadi Yerusalem.
Hal ini pun sontak memancing kemarahan netizen. Sebab, pengakuan sepihak tersebut bertentangan dengan status quo yang telah ditetapkan oleh Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Seperti yang bisa ditemukan lewat kata kunci "Jerusalem City", di sana akan tertulis:
Yerusalem adalah sebuah kota Timur Tengah di barat Laut Mati, yang dijadikan tempat suci dan beribadah bagi penganut Yahudi, Kristen, dan Islam, sejak era Babilon. Kota Tuanya memiliki situs-situs penting, di sekitar Kuil Mount, termasuk Tembok Barat (tempat suci penganut Yahudi), Gereja Makam Suci (situs suci Kristen), dan Kubah Batu (tempat suci umat Islam sejak abad ke-7 dengan warna emas).
Prabowo Suarakan Ketidakadilan Negara Barat, Bandingkan Palestina dan Ukraina
Mahasiswa Memblokir Universitas Sciences Po Paris karena Perang Gaza
Kepala Intelijen Militer Israel Mengundurkan Diri karena Kegagalan pada 7 Oktober
"Google telah melontarkan senjata dengan mengumumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, di tengah pidato Trump, yang penuh tekanan politik," kata @Omar_Gaza.
Jumat (8/12) siang, umat Islam di berbagai belahan dunia menyampaikan protes keras atas pengakuan sepihak Trump atas Yerusalem. Di Indonesia dan Malaysia, protes disampaikan di depan kantor kedutaan besar AS.
Keyword : Timur Tengah Israel Palestina