Wabah Epidemi HIV di Eropa Kian Mengkhawatirkan

Rabu, 29/11/2017 10:05 WIB

Eropa - Pejabat kesehatan mengungkapkan wabah epidemi HIV tumbuh dengan kecepatan yang kian mengkhawatirkan di Eropa. Menurut laporan bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), lebih dari 160.000 orang tertular HIV di 53 negara Eropa pada 2016.

Jumlah infeksi yang baru didiagnosis di Eropa  meningkat dari 12 di setiap 100.000 orang di tahun 2007 menjadi 18,2 untuk setiap 100.000 pada tahun 2015, dengan sebagian besar kasus baru muncul di Eropa Timur.

"Epidemi HIV terus meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan di Wilayah Eropa, sebagian besar di wilayah timurnya, yang merupakan rumah bagi hampir 80 persen dari 160.000 diagnosis HIV baru. Ini adalah jumlah kasus tertinggi yang pernah tercatat dalam satu tahun. tren ini berlanjut, kita tidak sulit mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk mengakhiri epidemi HIV pada tahun 2030," kata Direktur Regional WHO untuk Eropa Dr. Zsuzsanna Jakab, menurut keterangan pers Selasa (28/11) waktu setempat.

Temuan menunjukkan bahwa banyak pasien yang sudah terjangkit HIV selama beberapa tahun sebelum didiagnosis membuat virus tersebut sulit dikendalikan dan dikhawairkan akan ditularkan ke orang lain

"Sudah terlambat, terutama mereka yang sudah terinfeksi. Akibat pencegahan yang terlambat, penyebaran HIV kemungkinan besar akan menyerang orang lain. Orang-orang yang didiagnosis, mereka sudah menderita AIDS, sehingga menyebabkan lebih banyak penderitaan dan kematian," Jakab menjelaskan.

Andrea Ammon, direktur ECDC, juga menjelaskan bahwa "Eropa perlu melakukan lebih banyak dalam tanggapan HIV-nya," terutama karena rata-rata waktu dari infeksi hingga diagnosis HIV adalah tiga tahun, yang "terlalu lama."

"Dua pertiga, 68 persen diagnosis AIDS baru di Uni Eropa dan Wilayah Ekonomi Eropa, hanya terjadi dalam tiga bulan setelah diagnosis HIV, yang mengindikasikan bahwa pasien tersebut pernah terinfeksi selama bertahun-tahun sebelumnya," kata Ammon.

Laporan ini juga membahas perlunya cara baru untuk memperluas tes HIV dengan secara berpotensi memperkenalkan layanan pengujian mandiri dan menawarkan lebih banyak kesempatan melakukan konseling dan pengujian oleh penyedia perawatan masyarakat.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2