Jum'at, 17/11/2017 20:01 WIB
Amerika Serikat - Organisasi Human Rights Watch (HRW) merilis sebuah laporan yang menyoroti kekerasan seksual terhadap perempuan Rohingya yang dilakukan oleh militer Myanmar.
"Sejak 25 Agustus 2017, pasukan keamanan Birma melakukan pemerkosaan terhadap perempuan dan anak perempuan sebagai bagian dari kampanye pembersihan etnis terhadap etni Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Burma," lapor HRW
Menurut Sputnik pada Kamis (16/11) waktu setempat, laporan tersebut didasarkan pada 52 wawancara dengan Rohingya dari 19 desa yang berbeda, termasuk 29 korban pemerkosaan, yang melarikan diri ke Bangladesh sejak Agustus.
Menurut kelompok hak asasi manusia (HAM), hampir semua perkosaan yang disebutkan dalam laporan tersebut dilakukan oleh orang-orang yang berseragam militer "Myanmar".
Postecoglou Akui Spurs Sempat Panik Ditinggal Kane
Kanker Raja Charles Memburuk, Sandi `Operasi Jembatan Menai` Kini Ditinjau
Mengejutkan! Tom Cruise Breakdance dan Split di Pesta Ulang Tahun Victoria Beckham
Krisis Rohingya
Konflik antara minoritas Rohingya dan militer Myanmar meningkat sejak Agustus, ketika gerilyawan Rohingya menyerang posisi pemerintah, mendorong pemerintah untuk meluncurkan sebuah kampanye militer yang dikecam secara luas oleh masyarakat dunia.
Menurut Organisasi Migrasi Internasional, kekerasan yang terjadi selanjutnya membuat lebih dari 610.000 orang Rohingya melintasi perbatasan ke Bangladesh.
Konflik antara Rohingya, sebuah minoritas Muslim di negara bagian Rakhine di Myanmar, dan mayoritas perempuan Bamar berawal pada abad ke-20 karena pemerintah negara tersebut telah mempertimbangkan bahwa Rohingya adalah imigran gelap dari Bangladesh.
Keyword : Myanmar Bangladesh Rohignya PBB HAM