Trump Tak Sepakat Kesepakan Nuklir Iran, Tapi Ogah Mengundurkan Diri

Kamis, 21/09/2017 06:15 WIB

Jakarta - Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan Presiden Donald Trump tidak setuju dengan kesepakatan nuklir Iran. Meski begitu,  ia belum memberi isyarat apakah akan meninggalkannya atau tidak , 

“Ini jelas bukan sinyal untuk menarik diri. Namun, sinyal itu mengindikasikan, Trump tidak menyetujui kesepakatan tersebut,“ kata Nikki Haley  kepada pidato CBS News merujuk pada komenter Trump yang menyebut kesepakatan nuklir Iran 2015, memalukan.

Trump mengisyaratkan dalam pidatonya pada pertemuan tahunan para pemimpin dunia, ia akan melakukan tinjauan ulang atas kesepakatan tersebut, yang dinegosiasikan oleh pendahulunya, Barack Obama

Presiden Amerika Serikat harus memutuskan pada 15 Oktober apakah Iran mematuhi pakta tersebut; sebuah keputusan yang dapat menenggelamkan kesepakatan tersebut. Jika tidak, Kongres AS memiliki waktu 60 hari untuk memutuskan apakah akan menjatuhkan sanksi yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan tersebut.

Berdasarkan kesepakatan antara Iran dan enam negara besar - Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat - pemerintah Iran sepakat untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan negara-negara barat yang melonggarkan sanksi ekonomi.

Haley berbicara menjelang pidato Presiden Iran Hassan Rouhani di PBB dimana ia diharapkan menanggapi tuduhan Trump, Iran mengekspor kekerasan, pertumpahan darah dan kekacauan.Kepala Garda Revolusi Iran mengatakan Amerika Serikat harus mengalami tanggapan menyakitkan menyusul kritik keras Trump.

“Mengambil posisi pasti melawan Trump hanyalah awal dari jalan,“ kata Jenderal Mohammad Ali Jafari, menurut Sepah News, situs berita Garda Revolusi.

“Yang penting secara strategis adalah, Amerika menyaksikan tanggapan yang lebih menyakitkan dalam tindakan, perilaku dan keputusan yang Iran ambil dalam beberapa bulan mendatang,“ tambahnya

Prospek Washington yang mengingkari kesepakatan tersebut mengkhawatirkan beberapa mitra Amerika Serikat yang membantu menegosiasikannya, terutama karena dunia bergulat dengan krisis nuklir lainnya, pengembangan rudal nuklir dan balistik Korea Utara.

Rusia prihatin dengan Trump yang mempertanyakan kesepakatan nuklir Iran, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan kepada wartawan Rusia di PBB dalam komentar yang diterbitkan oleh kementeriannya pada Rabu.

“Ini sangat mengkhawatirkan," kata Lavrov. "Kami akan mempertahankan dokumen ini, konsensus ini, yang mendapat banyak pertolongan oleh seluruh masyarakat internasional dan benar-benar memperkuat keamanan regional dan internasional.“ 

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2