Ternyata, Ini Media Sosial yang Disukai Teroris

Kamis, 20/07/2017 07:26 WIB

Jakarta – Pemblokiran Telegram oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo menjadi bukti pemerintah terus memburu jaringan terorisme di dunia maya. Apalagi media sosial (medsos) apapun jenisnya di Indonesia kerap kali digandrungi, sehingga rentan disusupi oleh muatan radikalisme dan terorisme.

Lalu, pada dasarnya medsos jenis apa sih yang disukai oleh teroris untuk menjaring bibit-bibit baru?

Menurut Satgas Siber Crime Kepolisian Republik Indonesia (Polri) AKBP Susatyo Purnomo, kelompok teroris cenderung lebih menyukai medsos yang sifatnya privat (pribadi, red), dan memiliki tingkat keamanan tinggi atau terenkripsi. Karena itu, teroris jarang menggunakan medsos seperti Facebook, Twitter, atau Path. Karena dianggap terlalu ramai.

“Mereka suka pakai WhatsApp dan SMS. Tapi selalu dimonitor oleh Polri dan Densus. Yang paling sering ya Telegram. Buktinya kita minta data tidak dikasih,” kata Susatyo di sela-sela Diskusi Nasional bertajuk ‘Peran Perempuan dalam Pertahanan dan Keamanan’, di Jakarta, Rabu (19/7).

Sebelumnya, Jumat (14/7) lalu Kominfo memblokir Telegram karena ditemukan 17 ribu halaman yang berisi propaganda radikalisme, terorisme, ajaran merakit bom, ujaran kebencian, dan berbagai hal yang tidak sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

TERKINI
Unggah Foto Dirinya Menangis, Instagram Justin Bieber Diserbu Penggemar Gara-gara Masalah Pita Suara, Jon Bon Jovi Anggap Shania Twain Adiknya Reaksi Taylor Swift saat The Tortured Poets Department Tembus 2,6 Juta Unit dalam Seminggu Disindir di Album TTPD Taylor Swift, Bagaimana Kabar Joe Alwyn Sekarang?